Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2012

Pertemuan Leutika Reading Society (LRS) Mataram

Pertemuan perdana Leutika Reading Society (LRS) Mataram berlangsung pada Kamis (19/1) lalu   di Taman Udayana, Kota Mataram, NTB. Anggota yang hadir terdiri dari 8 orang. Sayang tidak semua muncul dalam foto karena mereka terlambat datang. Pada pertemuan berikutnya kami targetkan jumlah anggota yang hadir akan jauh lebih banyak pada saat ini. Dalam pertemuan tersebut, koordinor LRS Mataram, Yusuf Tantowi memperkenalkan apa itu LRS, visi missi dan tujuan dibentuknya. Termasuk bagaimana kiprah penerbit Leutika dan Leutikapro dalam memajukan tradisi membaca dan menulis di Indonesia. Untuk diketahui, para anggota LRS yang hadir merupakan pengurus Lembaga Pers Kampus (LPM) yang berasal dari IAIN Mataram dan universitas Mataram (Unram). Dengan demikian, membaca dan menulis bukan ‘menu baru’ bagi mereka. Sebagian mereka malah sudah menerbitkan buku, baik secara sendiri-sendiri maupun dengan cara patungan. Untuk anggota yang berasal dari IAIN misalnya, sudah berhasil menerbitkan 2 bu

Kemiskinan dan Rayuan Rentenir

Dua hari melakukan Focus Group Discution (FGD) di kelurahan Jempong dan Kelurahan Geguntur, Kecamatan Sekarbela, saya mendapatkan gambaran yang memadai akan kondisi kemiskinan di dua kelurahan tersebut. Dua kelurahan bisa menjadi gambaran betapa masih banyak warga Mataram yang hidup di bawah garis kemiskinan. Meski tidak bisa digeneralisir secara keseluruhan –dua tempat itu cukup menjadi contoh. Sebagian besar warga di kelurahan itu mereka bekerja sebagai nelayan, pedagang ikan, sopir cidomo, tukang dan pembantu rumah tangga. Tak heran pendapatan mereka tidak menentu sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Dengan kondisi seperti itu, hampir pasti mereka tidak mampu berpikir untuk mempersiapkan pendidikan dan kesehatan yang layak untuk putra- putri mereka. Seorang istri nelayan bercerita kepada saya, ia harus menabung berbulan-bulan untuk bisa membeli mesin perahu bekas agar bisa dipakai melaut oleh suaminya. Itu pun ia harus pandai-pandai  menyisi

Mengukur Keberhasilan Puskesmas Gratis

Walikota Mataram Drs.H Ahyar Abduh mengambil kebijakan berbeda dari kepala-kepala daerah lain di NTB. Ia mengeluarkan kebijakan mengratiskan biaya berobat diseluruh Puskesmas yang terdapat di Kota Mataram. K onon kebijakan ini akan mulai berlaku efektif mulai Januari tahun depan. Kabar i ni tentu cukup mengembirakan bagi warga Mataram. Terutama masyarakat yang memiliki penghasilan dibawah standar. Sebelum kebijakan itu diterapkan, ada baiknya kita mulai menengok kembali kondisi yang terjadi di Puskesmas. Saya berharap pemikiran ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan bidang kesehatan. Bukankah ini sektor vital yang sering luput menjadi perhatian publik. Selain tentu sektor pendidikan dan ekonomi. Puskesmas merupakan satu-satunya lembaga publik yang dibangun oleh pemerintah. Di berikan kewenangan penuh menjadi garda paling depan untuk memberikan layanan kesehatan adsar kepada masyarakat. Karena itu, peran dan fungsinya sangat strat