Jum’at (16/3) yang lalu, hujan sore baru saja reda. Ketika berdiri didepan gerdung UKM Universitas Mataram , dari arah selatan berjalan seorang laki-laki tua. Usianya kira-kira sudan melebihi 60-an tahun. Tinggi badannya tidak jauh beda dengan saya. Dan tanpa saya sadari, ternyata ia mendekati saya yang masih duduk diatas motor. “Bau ta ngendeng kepeng kadu beli nasi, lekan onek ndekman bekelor” (Bisa minta uang pakai beli nasi, dari tadi belum makan). “Wah da lekan mbe” (sudah dari mana).Tanya saya padanya. “Wah tiang meta pegawean, laguk lekan onek kelemak ndekta mau”.( Sudah saya mencari pekerjaan, tapi sejak tadi pagi saya tidak mendapatkan”. Begitu mendengarkan penjelasannya, rasa iba saya pun terpancing seketika. Tanpa berpikir lama-lama, saya pun memberinya uang Rp.10.000. “Side lekan mbe” (anda dari mana). Tanya saya lagi. “Tembelok” jawabnya singkat. Meski saya tidak tahu tembelok tu dimana, bagi saya itu tidak penting asalkan bapak tua berbaju lusuh itu dapat makan setelah
[ Merekam - Mencatat - Membagikan ]