Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

Kisah Dua PNS Muda

Di tengah isu munculnya pemberitaan rekening gendut Pegawai Negeri Sipil (PNS) muda, saya tiba-tiba ingat dua orang teman yang menjadi PNS. Keduanya masih tergolong muda. Kisaran usia dibawah 35 tahun. Mereka berasal dari kabupaten yang berbeda dan pernah menjadi aktivis mahasiswa. Saya megamati kedua teman ini akan memiliki ‘masa depan’ yang berbeda dibirokrasi dimasa yang akan datang. Ini saya lihat dari cara mereka memposisikan diri sebagai PNS. Teman pertama cendrung pragmatis dan yang kedua cendrung idealis. Dengan demikian bisa ditebak, cara berpikir dan bertindaknya tentu sangat berbeda termasuk pendapatannya. Teman pertama jauh-jauh hari punya planing untuk menduduki posisi tertentu dipemerintahan. Entah bagaimana caranya, itu urusan nanti. Sejak mahasiswa ia sangat aktif menjadi tim sukses. Kegemarannya menjadi tim sukses itu ia geluti sampai sekarang. Walau aturan melarangnya. Ia paham betul, salah satu rumus cepat naik pangkat itu - menjadi tim sukses. Tidak heran

NTB : Nasib Tak Bersaing

BULAN Agustus lalu, sebuah media online Vivanews (25/8) memberitakan, 10 Propinsi Paling Miskin di Indonesia. Saya kaget, ternyata nama daerah kita, Nusa Tenggara Barat (NTB) bercokol diurutan ke-6. Peringkat pertama dipegang oleh Papua Barat dengan angka kemiskinan (36,80) disusul Papua (34,88), Maluku (27,74), Sulawesi Barat (23,19), Nusa Tenggara Timur (23,03), Nusa Tenggara Barat (21,55), Aceh (20,98), Bangka Belitung (18,94), Gorontalo (18,70) dan terakhir Sumatera Selatan (18,30). Bukan main, peringkat 10 Propinsi Paling Miskin di Indonesia itu diberikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setelah melakukan konsensus penduduk secara nasional per Maret 2010. Hasilnya jumlah orang miskin di Indonesia kini telah mencapai 31,02 juta. Angka 31 juta itu sebagai bukti kegagalan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Yang aneh, survei itu juga mencatat pengeluaran utama orang miskin sebesar 73,5 persen untuk makan. Tapi kebutuhan untuk rokok filter juga ti

Hari Jum’at yang Kami Tunggu

Dulu ketika masih menjadi santri di Pesantren Al-Mujahidin, Bangek Nyaka, Aikmel, hari jum’at adalah hari yang paling kami tunggu. Begitu juga dengan dengan saya dan teman-teman yang lain. Kami selalu berharap, hari jum’at akan datang lebih cepat. Kenapa hari jum’at menjadi hari paling special bagi kami ketika itu ? Pertama, hari jum’at kami libur. Libur dari jadwal mengaji dimusholla. Dari pagi sampai sore kami bebas kemana s aja. Untuk itu sering kali hari itu kami manfaatkan betul untuk mengusir penat dari jadwal mengaji selama satu minggu. Bagi teman-teman yang tidak bersekolah, biasanya mereka pulang kerumah masing-masing untuk menggambil bekal. Kalau tidak pulang, biasanya mereka pergi keluyuran kepasar Aikmel untuk membeli kitab, sabun atau atau kebutuhan sehari-hari dipondok. Bagi yang tidak pulang, mereka akan diantarkan bekal oleh orang tuannya. Jum’at pagi kami juga biasa melakukan gotong royong membersihkan halaman dan lingkungan pondok. Hari itu juga kami

Mimpi Kesejahteraan Pemekaran

PEMICU konflik di daerah ini dari hari kehari terus bertambah. Belum tuntas masalah yang satu, muncul lagi konflik lain. Kalau selama ini mengemuka konflik tanah (agraria), konflik tambang, konflik antarkampung, konflik perbedaan keyakinan keagamaan, konflik Pilkada-Pilkades – sekarang muncul lagi konflik baru yang dipicu oleh pro kontra pemekaran.   Awal bulan ini misalnya, belasan orang mengamuk di kampung saya, Aikmel, Lombok Timur. Dengan membawa senjata tajam, mereka merusak dan mengancam orang yang sedang mempersiapkan kantor desa baru yang akan dibangun dipinggir kampung. Dalam kejadian itu, satu orang mengalami luka-luka. Belakangan kedua kelompok saling lapor kepolisi. Kelompok yang menolak pemekaran melaporkan kelompok yang pro pemekaran bahwa konflik terjadi karena adanya keinginan sebagian elite desa untuk membangun desa baru, yaitu Aikmel Timur. Bagi kelompok ini, konflik akan terus terjadi bila agenda pemekaran diteruskan. Dan kekerasan yang terjadi itu bagi