Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Inspirasi

Merawat Data dalam Pikiran

Apa yang kita baca, lihat, tonton, dengar dan rasakan (alami) akan menjadi data dalam pikiran. Selama bertahun-tahun segala macam data terkumpul di otak kita. Sadar atau tidak, data itu lah yang membentuk dan menentukan pikiran, cara kita bertindak (action) dan keputusan hidup kita. Data itu juga yang bisa mempercepat dan menghambat perubahan dalam diri. Namun sebagian besar kita tidak menyadari hal itu. Itu karena tidak ada mata pelajaran tentang pikiran disekolah. Tidak ada mata kuliah bagaimana mengelola data dalam pikiran. Mata pelajaran yang diajarkan merupakan hasil berpikir atau data dipikiran orang-orang besar. Kalau data dalam pikiran itu eror, kena virus akibatnya sangat fatal. Tandanya orang akan lupa siapa dirinya, lupa dimana ia tinggal. Lupa nama keluarga dan orang-orang sekitarnya. Itu terjadi karena sebagian data dalam otaknya hilang. Dan sekarang banyak orang yang mengalami hal seperti ini. Padahal usianya baru beranjak 50 tahun. Untuk itu sayangi otak dan pikiran

Jejak Pergerakan NU di Masbagek

Dalam perjalanan pulang ke Aikmel saya mengontak Ust. Herpagus Elbaoky untuk mampir kerumahnya di Masbagek. Herpagus alumni UIN Mataram dan pernah nyantri di Ponpes Al Halimi dibawah asuhan TGH.Munajib Cholidi, Sesela, Gunung Sari. Herpagus ternyata bertetangga dengan sahabat Suswadi Antama – kader PMII dan Ansor yang kini bekerja ditim PKH Depsos RI. Ust.Herpagus sekarang membuka pengajian kitab kuning setiap malam dirumahnya diikuti oleh para pemuda dikampungnya. Terakhir bertemu dengannya pada Kopdar Pengajian Kitab Ihya’ Ulumuddin oleh Kyai Ulil Absar Abdalla dihalaman Kantor PWNU NTB beberapa waktu lalu. Bila ditelusuri dan gali – Masbagek meninggalkan jejak sejarah penting dalam pergerakan Nahdlatul Ulama (NU) di Lombok dan NTB. Dari sana lahir beberapa tokoh, ulama dan tuan guru yang menjadi tulang punggung dakwah Islam di Lombok. Salah seorang pengurus pentinv PBNU saat datang ke Masbegak untuk menemui tokoh tersebut guna memastikan pembentukan pengurus NU Lombok.

Kisah Persahabatan TGH.Ahmad Asy'ari dengan TGH.Turmuzi Badarudin

H.Ahmad Alwi, BA, menantu TGH.Ahmad Asy'ari saat ngorol akrab  dengan  TGH.L.Turmuzi Badarudi n Tuan Guru Haji Lalu Turmuzi Badarudin, Bagu, Lombok Tengah mengakui kedekatan hubungannya dengan alm Tuan Guru Haji Ahmad Asy'ari, Dasan Geres, Lombok Barat. Mereka layaknya senior-yunior yang tinggal disatu bantal tidur, tempat makan  dan satu kamar tidur pada saat menimba ilmu kepada TGH.Sholeh Hambali, pendiri Ponpes Darul Qur'an, Bengkel. Datok Bagu juga pernah menemani TGH.Ahmad Asy'ari midang (ngapel) ke rumah perempuan yang ditaksir.       Kami berangkat menuju Bagu setelah selesai sholat Ashar, Ahad (21/2) 2021. Menggunakan satu mobil. Kali ini saya datang bersama kedua mertua, H.Ahmad Alwi, BA dan Hj.Mahmudah–putri pertama alm TGH.Ahmad Asy’ari, pendiri Yayasan Pendidikan HIDAYATUDDARAIN. Ikut juga kakak ipar Ahmad Madani bersama istri Astuti Alawiyah dan ponaan Omera, Kaira dan si kecil Mahes. Istri saya, Hayatun Nufus dan dua anak saya - Nahdlatul Ula (Ula) , N

2 Cara Pandang Penanganan Bencana

sumber : Fb pplazisnu  Tindakan gerak cepat mendistribusikan bantuan kepada korban gempa memang baik. Tapi managemen dan strategi penanganan dan distribusi bantuan yang cukup besar itu agar penanganan efektif dan terdata dengan baik. Bagi yang suka cepat-cepat mereka berpikir bantuan itu harus cepat didistribusikan. Tidak boleh ditahan-tahan, orang lagi lapar semua kok. Apa lagi donatur juga mau segera bantuannya sampai kepada kepada korban gempa. Minimal mereka mau lihat bukti foto penyerahan langsung kepada korban. Orang yang berpikir ini biasanya akan males kalau dimintai data atau persyaratan administrasi. Bagi yang berpikir panjang dan strategis baru akan mendistribusikan bantuan jika tersedia data korban, apa saja yang dibutuhkan, lokasinya dimana dan bagaimana penanganan setelah itu dalam jangka panjang. Kelihatannya memang bertindaknya agak lambat tapi data dan strategi bisa diterapkan. Termasuk kerja-kerja penanganan lebih terarah dan terencana. Dalam konteks penanganan b

Gempa Itu Ujian atau Azab ?

TGH.Masriadi Faisal,Lc,MH.I    Setelah Pulau Lombok ditimpa gempa bumi berkali-kali, beredar pendapat yang mengatakan gempa itu sebagai azab dari Allah. Mereka mengatakan penduduk Lombok sudah terlalu banyak berbuat dosa, makan uang riba, Senggigi dan Gili Trawangan harus ditutup karena jadi tempat orang mabuk-mabukan dan berzinah. Anehnya lagi ada yang menghubungkan gempa itu terjadi sebagai bentuk teguran kepada TGH. Zainul Majdi –gubernur NTB yang sudah menyatakan dukungan politik kepada Presiden Jokowi supaya diberikan kesempatan menjadi presidien selama 2 periode. Tidak itu saja, kelompok ini pun menganjurkan supaya TGB membatalkan keputusannya dan kembali mendukung calon presiden lawan Jokowi. Seorang teman relawan korban gempa Lombok Utara menulis protes melalui FB. Dalam catatannya ia mengungkapkan perasaan kurang setujunya terhadap materi khutbah jum’at yang disampaikan seorang khotif ditempat pengungsian. Dalam khutbahnya khotib tersebut menganggap gempa dahsyat yang m

Islam Nusantara di Lombok : Lihatlah NW dan NU

Ustazd dan santri membaca syair zikir zaman dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul ke-20 PP Hidayatul Islamiah Bagek Nyaka, Lombok Timur.  Yang belum paham dan mengerti tentang istilah Islam Nusantara itu saya sarankan lihatlah ekspresi ke - Islaman jamaah NU dan NW di Lombok. Tidak perlu susah-susah atau pusing nyari definisi dan pengertian macam-macam. Nanti anda semakin tidak paham yang menyebabkan anda salah paham. Lihatnya bentuk dan cara ibadah mahdah dan ghairu mahdah jamaah kedua Ormas Islam itu. Diluar kewajiban - kewajiban syari'at yang telah diwajibkandalam Al Qur'an-Hadis, jamaah NU dan NW melakukan zikir zahar (suara besar) setelah sholat 5 waktu, membaca talkin dan tahlilan bagi orang meninggal, selakaran (baca berzanji), baca hizib setiap malam jum'at dan bagi jamaah yang melaksanakan ibadah haji. Halal Bi Halal setelah idul fitri, lebaran topat, istiqosah, maulid Nabi Muhammad SAW dan lain-lain. Semua itu dianggap bentuk ekspresi ke-Islaman yang

2 Kiat Produktif Menulis Tanpa Berpikir

Sharing kiat-kiat menulis bebas (free writing) di Berugak Buku di Pondok Pesantren Sirajul Huda, Poak Dandak, Janapria, Lombok Tengah, Maret 2018    2 Kiat Produktif Menulis Tanpa Berpikir -  Umumnya kita berpandangan ketika menulis itu harus menggerahkan daya untuk berpikir serius. Tanpa berpikir serius seseorang tidak mungkin bisa menulis tulisan yang baik. Tanpa melalui proses berpikir serius, sebuah tulisan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pendapat seperti itu sudah tertanam kuat dibenak kita. Kalau ada yang membantah anggapan itu bisa jadi dianggap sedang mengigau. Tapi menurut saya, bila cara berpikir umum (konvensional) kita tidak bisa menemukan jalan baru (solusi) dari problem yang kita hadapai, ada baiknya kita mencoba berpikir terbalek. Ini memang tidak lazim tapi demi menemukan jalan keluar, sah saja kita lakukan untuk memecah kebuntuan. Tidak ada salahnya pandangan halayak umum itu mulai kita rubah untuk meningkatkan produktifitas menulis. Ketika menulis memang

Modal Politik Kebangsaan

Parade Budaya Nusantara, Kupang 2007 Ada yang mengancam, ada yang (meresa) terancam. Ada yang memecah, ada yang setia merawat. Ada yang melihat dalam konteks Pilkada, ada pula yang melihatnya dalam konteks kepentingan Nasional. Mereka tidak mau terjebak oleh permainan politik Pilkada sesaat, tidak mau terperangkat dalam tafsir sempit dan tidak mau terprovokasi oleh figur santun tapi pemecah belah. Dalam situasi seperti ini, kebhinekaan selalu menjadi perekat yang selalu menyatukan anak-anak bangsa yang berbeda agama, suku, ras dan golongan. Percayalah, pakai isu SARA untuk menjegal satu pihak akan gagal dan malah akan menyerang balek. Mereka diam bukan berarti tidak membaca, mereka diam bukan berarti tidak bergerak. Mereka hanya ingin melihat masalah secara jernih sebelum bersikap. Terbukti ke-bhinekaan itu bukan saja alat perekat dan pemersatu tapi jatidiri dan modal sosial bangsa yang lahir dan tumbuh di Nusantara. Mari merawat modal kebangsaan berdasarkan nilai-nilai agama

Menghadiri Ultah Terakhir Gus Dur

http://www.deviantart.com Dari mencicipi kue ulang tahun berbentuk masjid setinggi satu meter  sampai cerita Gus Dur hilang. SUATU hari saya menghadiri acara The Wahid Institute (WI) di Puncak, Bogor. Ternyata itu bertepatan dengan tanggal 4 Agustus 2009 –tanggal kelahiran KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tak lama setelah sampai dilokasi acara, teman-teman dari WI mengajak kami untuk ikut ke Ciganjur. Katanya ada acara #UltahGusDur yang diberlangsung dikediamannya di Ciganjur. Dalam hati saya, ..wah ini kesempatan emas yang tidak banyak orang bisa mendapatkannya. Kapan lagi bertemu Gus Dur secara langsung – dirumahnya lagi. Kami pun berangkat bersama menggunakan satu mobil dengan para pejabat WI seperti Dr.Rumadi Ahmad (sekarang direktur PP Lakpesdam NU), Subhi Azhari dan Alamsyah M Djafar. Dari NTB saya dan Asrul Rahman, sekarang dosen dan ketua Lakpesdam NU Bima. Ikut juga teman-teman dari Sulawesi, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sesaat sebelum berangkat, s

Pohon Ajaib Bernama Silaturrahmi

foto shutterstock Kalau silaturrahmi itu diibaratkan sebuah pohon yang bisa mengahasilkan berbagai macam jenis buah. Kadang berbuah madu, kadang berbuah bisnis, berbuah kerjasama, pengetahuan baru, pengalalaman bahkan uang kes. Tak salah kalau silaturrahmi itu disebut ‘pohon ajaib’ yang bisa menghasilkan berbagai jenis buah yang bisa dinikmati. ‘Buahnya’ bukan saja bisa dinikmati oleh orang yang menanam tapi juga orang yang tidak ikut menanam. BEBERAPA waktu lalu saya menemui seorang teman dari Jakarta disebuah hotel di Mataram. Ia datang ke Mataram dalam rangka sebuah kegiatan dengan pemerintah daerah. Biasalah, kalau bertemu dengan teman-teman dari luar daerah pastilah mereka ingin tahu perkembangan daerah. Isu apa yang sedang berkembang dan lain sebagainya. Itu bisa menjadi ‘oleh-oleh pengetahuan’ yang bisa dibawa pulang. Saya suka pertemuan non formal seperti itu karena dari sana saya dapat menyerap, menggali berbagai informasi dan pengetahuan baru yang

Pertanyaan Rene Yang Menggelisahkan

Buku Passion Is Nothing, salah satu karya Rene Suhardono Sepotong tulisan bisa menyisakan benih-benih optimisme, kegelisahan bahkan perasaan ter-intimidasi pada pembaca bila ditulis oleh ahlinya. Walau ekspektasi penulisnya tidak sejauh itu. Jujur saja sebelumnya saya tidak terlalu suka membaca tulisan-tulisan Rene Suhardono. Setiap judul tulisannya selalu menggunakan bahasa Inggris. Begitu juga dalam tubuh tulisan, banyak kita temukan kalimat dan ungkapan bahasa Inggris yang panjang. Pembaca yang tidak banyak menguasai kosa kata Inggris tentu akan kesulitan memahami penjelasannya. Bagi saya, tulisan yang terlalu banyak istilah asingnya ibarat makanan yang banyak tulangnya. Nikmatnya membaca menjadi terganggu. Saya mulai tertarek membaca tulisan-tulisan Rene Suhardono setelah membaca kolomnya yang berjudul, “What’s Your Contribution ?” yang terbit di Kompas oktober 2015. Tulisan itu saya temukan secara tidak sengaja dihalaman Kompas Klasika. Mungkin ada pembaca menganggap

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Magnet Pikiran Bawah Sadar

Batu Payung, Kuta, Lombok Tengah Pada tulisan sebelumnya, Kekuatan Pikiran Bawah Sadar - saya menceritakan pengalaman unik tentang kekuatan pikiran bawah sadar. Tak lama setelah itu saya kembali mengalami peristiwa serupa yang juga terkait dengan kekuatan pikiran. Sebelum kejadian itu, saya tidak terlalu ngeh dengan kejadian-kejadian seperti itu. Suatu malam setelah isya, saya lupa malam apa persisnya–saya tiba-tiba kepikiran sama Tohri . Saya ingin tahu kabarnya. Memang agak lama tidak bertemu dan berkomunikasi dengannya –kita sibuk dengan aktivitas masing-masing. Saya sama Tohri bertetangga rumah di Lombok Timur. Malam itu saya tiba-tiba ingin menyapa Tohri via telpon. Tapi setelah melihat batrai hp saya yang mau mati, keinginan itu tidak saya lanjutkan. Lain kali saja pikir saya. Dan ternyata pikiran yang muncul sebentar setelah itu pergi itulah ternyata salah satu contoh pikiran bawah sadar. Waktu berlalu. Malam berganti siang. Keesokan harinya saya mendapatkan sm