Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Memetik Inspirasi dari KOMPAS Minggu

Salah satu media cetak yang saya suka adalah KOMPAS. Hampir setiap hari saya membaca koran ini. Halaman yang paling saya suka dari koran ini adalah halaman feature yang terletak diujung bawah halaman depan dan bersambung dihalaman 15 belas. Pada hari Senin-Sabtu, rubrik yang wajib saya pelototi adalah rubrik opini dan rubrik sosok. Rubrik opini saya suka karena dari sana saya bisa membaca pikiran banyak pikiran penulis terbiasa menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan bernas dan pendek. Dari tulisan mereka saya dapat belajar berbagai hal yang tidak saya ketahui. Para penulis opini itu bukan saja seorang pemikir tapi juga seorang pengamat, konseptor dan pelaku dari apa yang ia pikirkan. Para penulis opini kerap menawarkan ide baru, solusi, kritik dan gugatan terhadap situasi sosial yang berkembang. Mereka bukan semata berwacana namun memberikan kontribusi gagasan yang mencerahkan. Dari rubrik sosok, saya bisa belajar tentang hidup bagaimana menjadi orang bermakna bagi diri, keluar

Merekam Hari-Hari

Tidak perlu banyak alat perekam untuk mengawetkan peristiwa.  Hanya dengan mencatatnya kita sudah mengabadikannya.  SEJAK berapa bulan ini saya memutuskan membeli buku catatan harian. Buku inilah yang saya pakai menangkap, mencatat berbagai hal penting yang saya temui (menemui) saya setiap harinya. Lebih-lebih belakangan ini intensitas saya melakukan pertemuan dan rapat lumayan sering. Mencatat menjadi pekerjaan harian saya. Kebiasaan mencatat memang sudah lama melekat pada diri saya. Bagi saya mencatat adalah kebiasaan (habit) baik yang sangat berguna sejak saya mulai suka menulis. Beberapa tulisan lepas saya bahkan saya coret-coret dulu poin-poinnya dibuku catatan baru bisa selesai saya tulis. Mencatat itu salah satu cara mengikat sekaligus mengawetkan apa saja yang kita lihat, dengar atau rasakan dalam hidup. Saya suka mencatat hal-hal penting tapi juga kalimat mengugah orang-orang besar yang bisa membangkitkan selera hidup. Kalau dulu saya mencatat pada kertas atau b

Menelusuri Jejak Titik Temu Islam-Hindu di Lombok

Kemarin pagi (5/6) akhirnya buku ini sampai ketangan saya. Di cover depannya tertera nama saya selaku salah seorang penulis. Pak Agus, pegawai pos Mataram mengaku sudah coba mengantarnya kealamat yang tertera dalam paket. Ketika sampai dialamat yang dituju ternyata sepi katanya. Ya, tentu saja sepi karena kami sudah lama pindah kantor kealamat yang baru. Akhirnya sambil berangkat kekantor saya pun mampir kekantor pos Mataram untuk mengambil paket yang dikirim oleh Center for Religious Cross Cultural & Studies (CRCS) Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta. Di buku ini saya menulis sisi baik dari berbagai kebaikan yang ditimbulkan oleh keberagaman agama di Lombok. Saya memang sengaja ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa tanah Lombok bukan bisa menyuguhkan berbagai situs agama yang bisa dilihat tapi juga menghadirkan nilai-nilai kebaikan yang universal. Pada tulisan-tulisan saya sebelumnya saya pernah beberapa kali menulis tentang konflik antar dan intern agama di Lombok. Sa