Langsung ke konten utama

Menang Dengan Kreativitas

Gelandang Timnas, Andik Virmansyah
Tadi malam saya ikut menjadi ‘suporter jauh’ dari tim sepak bola Indonesia melawan Singapura. Walau menjadi ‘suporter’ melalui tv handpone, saya dengan jelas bisa menyaksikan semangat Andik dan kawan-kawan mematahkan berbagai serangan timnas Singapura. Kegigihan Andik dan kawan-kawan tidak sia-sia, Indonesia menang satu kosong.

Saya sebenarnya bukan termasuk golongan gibol (gila bola). Meski bukan gibol, setiap tim nas main melawan negara lain, sebisanya saya bisa ikut menyaksikan melalui tv. Ketika menonton, emosi ikut ‘main’. Pada hal saya bukan pemain Timnas. Setelah menonton, saya selalu merasa ‘menang’ kalau melihat Tim Nas bisa mengalahkan lawannya. Sebaleknya, kalau tim nas kalah, saya juga akan merasakan perasaan ‘kalah’. Itulah yang terjadi. Bagaimana dengan anda, apakah anda merasakan hal yang sama ?

 Baik, saya tidak ingin memperpanjang masalah perasaan itu disini. Saya justru tertarek membahas rahasia kemenangan Timnas melawan Singapura. Kita tahu Singapura bukan saja kuat secara ekonomi dan pertahanan, mereka juga memiliki timnas yang tangguh. Sudah 14 tahun, negara singa itu belum mampu dikalahkan oleh Timnas Indonesia. Selain dikenal pekerja keras, orang Singapura juga dikenal sangat disiplin dalam menjalankan aktivitasnya. Ditunjang dengan pembinaan dan reword bagi pemain yang berprestasi, - wajar kalau mereka bisa meraih piala AFF beberapa kali . Keterlibatan pemerintah Singapura dalam membina atletnya juga sangat besar.

Sebagaimana diprediksi banyak orang, diatas kertas Timnas Indonesia kalah dengan Timnas Singapura. Prediksi ini wajar ditengah kondisi persepakbolaan Indonesia yang selalu ramai dengan keributan pengurusnya. Begitu juga dengan suporternya. Ini lah yang membuat publik Indonesia pesimistis dengan prestasi persepakbolaan Indonesia dikompetisi internasional. Namun bola memang bundar. Bentuknya yang bulat dan bundar menyulitkan kita untuk memprediksinya akan menggelinding kemana. Begitu juga yang terjadi ketika Timnas melawan Singapura.

Kondisi dilapangan ternyata bercerita lain, seorang Andik ternyata berhasil membobol pertahanan kiper Singapura dengan cantik melalui jarak yang cukup jauh. Saya melihat, di luar faktor semangat dan kemampuan Nil Maizar selaku pelatih. Faktor penentu kemenangan Timnas terdapat pada kreativitas mereka menyerang pertahanan Singapura. Hal ini dikatakan Nil Maizar satu hari sebelum pertandingan. “Butuh kreativitas untuk mengalahkan singapura” katanya.

Saya sangat yakin dengan faktor kreativitas ini. Dalam kehidupan kita sehari-hari yang penuh dengan kompetisi dan tantangan, disamping faktor-faktor yang lain-kreativitas akan sangat menentukan kemenangan seseorang dalam menaklukan tantangan yang ia hadapai. Bagi seorang pemimpin, kreativitas itu akan menentukan ‘nilai’ dan ‘harganya’ dimata orang yang dipimpinnya termasuk publik.

Ini lah pelajaran berharga yang saya dapatkan dari laga timnas melawan Singapura. Bagaimana dengan kita, apakah kreativitas menjadi bagian penting dari pekerjaan kita sehari-hari ?.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb