Langsung ke konten utama

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng, Poteng, Legit, Gurih, makanan, khas Sasak, Lombok, Lebaran, hidagan, silaturrahmi
Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran

SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng.

Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.  

Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya tidak pecah kalau digulung dan diikat dengan tali dari pelepah pisang.

Setelah bagan Pelemeng dari daun pisang dibentuk, selanjutnya ketan yang sudah dicampurkan dengan santan kelapa dimasukkan kedalam gulungan daun pisang sampai penuh. Setelah itu baru disumpit dan diikat dengan tali dan dimasak sampai mateng. Lama masaknya kira-kira sampai 30 menit, tergantung besar kecilnya api dan banyaknya yang dibuat.

Untuk mendapat rasa Pelemeng yang gurih –santan terlebih dahulu diberi garam bubuk secekupnya. Itu dilakukan sebelum santan dicampur dengan ketan. Takaran garamnya harus pas supaya Pelemeng tidak terasa asin. Kalau kebanyakan garam, rasa gurih yang diinginkan berganti dengan rasa asin. Pelemeng akan kurang nikmat dimkan kalau kebanyakan garam.

Untuk membuat pariasi, kadang ibu-ibu membuat Pelemeng campur ketan putih dengan ketan merah. Dengan begitu akan ada pariasi warna kalau sudah masak. Ada juga yang mencampur ketan dengan biji kacang panjang. Jadi ketika dimakan, bukan hanya gurihnya ketan yang terasa tapi juga ada rasa kacang.
Kalau pernah mencicipi Timbung, rasa dan cara membuat Pelemeng tidak jauh beda. Bedannya kalau Timbung dimasak dengan cara dibakar menggunakan bambu sedangkan Pelemeng dimasak biasa menggunakan alat masak seperti biasa. Sama dengan Poteng - Timbung juga akan terasa nikmat kalau dimakan bareng poteng.

Bahan untuk membuat Poteng juga ketan. Bisa pakai ketan merah atau putih. Cara membuatnya, ketan yang sudah dibersihkan dikukus terlebih dahulu sampai masak. Ketan yang sudah matang tadi diberi perasan air daun sager sebagai pewarna. Setelah itu baru ditaburi tape dan gula pasir secukupnya. Diamkan 2-3 hari airnya akan keluar, kalau sudah begitu Poteng siap dimakan dengan Pelemeng.

Supaya jajan Pelemeng dan Poteng terasa segar untuk disajikan pada hari lebaran, sebaiknya dibuat satu atau dua hari menjelang lebaran. Ini supaya rasanya juga tidak berubah. Kalau mau bertahan lama, bisa juga disimpan dalam kulkas. Kalau Anda ingin merasakan gelit dan gurihnya jajan tradisional masyarakat Aikmel ini – Anda bisa mencoba praktek membuatnya sendiri dirumah. Kalau tertarek, kami siap membimbing Anda cara membuatnya. Kalau tidak mau repot, bisa juga datang silaturrahmi ke-Aikmel saat hari raya sebelum stok habis. []      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb