Langsung ke konten utama

4 Hal Yang Dilarang dalam Menulis

Kita sering tidak sadar ketika menulis sering melakukan tindakan yang sebenarnya bisa menghambat kita dalam menulis. bukan hanya menghambat tapi juga berpotensi menyebabkan kita putus asa untuk belajar menulis.

Pada level itu orang mudah mencap diri sebagai orang yang bodoh, tidak cerdas dan tidak memiliki bakat serta kemampuan dalam menulis. Pada hal menulis bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Ini lah kondisi yang membahayakan bagi masa depan kepenulisan kita.

Peserta workshop menulis buku best practice sedang berpacu menyelesaikan tulisannya.
Untuk itu ada baiknya kita mulai tahu dan menyadari apa yang kita lakukan itu ternyata keliru serta tidak mendukung produktivitas kita dalam menulis. Ibaratnya ingin meminum madu malah yang kita ambil adalah racun. Kira-kira gambaran sederhananya begitu. Makanya larangan-larangan itu perlu diketahui oleh kita termasuk para penulis pemula.

Pengalaman saya menulis selama ini nyambung dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Munawar Aziz - trainer, motivator dan penulis yang mendirikan Best Practice Jakarta. Hal itu juga disampaikan dalam Workshop Penulisan Buku pada Sabtu-Minggu, 5-6 Januari 2013 di Hotel Surya, Tete Batu, Lombok Timur.

PERTAMA, dilarang membaca tulisan yang telah ditulis. Ketika menulis jangan membaca tulisan yang telah ditulis. Habiskan tulisan anda jangan membaca ulangnya, apa lagi ketika masih menulis. Habiskan semua yang ingin ditulis, jangan disisakan sedikitpun.

KEDUA, dilarang mengedit sambil menulis. Kita juga sering tidak sadar sering menulis sambil mengedit. Pada hal menulis sama mengedit itu dua pekerjaan yang berbeda. Bayarannya pun berbeda. Kita sering tergoda melakukan dua pekerjaan secara bersamaan pada hal itulah yang sering membuat kita tidak focus –termasuk dalam menulis. kalau bisa hal ini bisa dihindari.

KETIGA, dilarang berhenti saat menulis. Tulis terus apa yang anda pikirkan, sampai benar-benar habis dan tumpahkan apa yang anda pikirkan serta apa yang ada dalam benak anda. Ibarat berjalan, jangan berhenti atau menoleh kebelakang. Kalau menoleh kebelakang bisa jadi anda tergoda melihat berbagai hal yang anda lihat dijalan. Fokuslah ketujuan yang ingin anda kunjungi. Begitu juga ketika menulis –menulis terus tanpa henti. Bila perlu buat tenggat waktu sekian menit, sekian jam kita akan menyelesaikan sekian halaman atau sekian bab dari tulisan kita.

KEEMPAT, dilarang berpikir kalau sedang menulis. Ketika menulis, ya menulislah jangan terlalu lama berpikir. Kalau menulis sambil berpikir, waktu dan energi kita bisa habis untuk berpikir bukannya menulis. Berpikir boleh kita lakukan sebelum menulis, setelah mulai ya menulis terus sampai benar-benar habis apa yang ingin kita sampaikan. Sekali lagi sampai tidak ada yang tersisa.

Peserta workshop berpose bersama yang bertempat di hotel Surya, Desa Tete Batu, Lotim
Kiatnya, jangan berpikir kalau menulis. Saya menganjurkan hal ini supaya anda cepat bergerak untuk menulis apa yang ingin anda tulis. Bukan memikirkan lagi apa yang ingin kita tulis. Dan memikirkan apa yang kita ingin tulis saja sering memakan waktu lama. Bukankah apa yang kita pikirkan terus datang dan silih bergenti. Kalau tidak segera kita keluarkan, ia bisa menumpuk, membeku dan membusuk dalam pikiran kita.

Saya yakin, tanpa berpikirpun anda bisa menceritakan segudang pengalaman hidup yang pernah anda alami dalam hidup. Saya berharap dengan mengetahui empat larangan diatas kita semakin gairah dan produktif dalam menulis. Bukan hanya menulis tentang diri kita tapi juga hal-hal lain diluar diri kita. Kalau ini bisa kita lakukan, Insya Allah menulis akan lebih mudah dan mengasyikkan.

Tete Batu, 5 Januari 2013

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb