sumber : http://psychology-consultant.blogspot.com |
Seorang ustzd di Lombok sering diminta menjadi pembicara diberbagai seminar baik yang diadakan oleh organisasi mahasiswa, LSM atau kerjasama LSM, mahasiswa dan pemerintah. Setiap panitia dan peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya ustazd ini selalu meninggalkan ruangan meski ia sudah duduk dikursi pembicara. Ia keluar seolah-olah ada urusan atau buang air kecil.
Itu tidak sekali dua kali kita lihat. Dari latar dan bergroundnya sebenaranya dia tidak suka dengan nyanyian termasuk lagu kebangsaan dan apel bendera. Saya juga perhatikan ia beberapa kali menjadi pembicara seminar yang dananya dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Dalam forum itu ia tidak jarang mengkritik, menolak bahkan mengkritik BNPT. Alasannya BNPT sering menangkap aktivis-aktivis Islam yang itu artinya mereka telah memusuhi Islam.
Setiap forum, ia sangat semangat mengritik demokrasi, pancasila, aparat negara sampai BNPT. Tapi diakhir acara ia tanda tangan dan menerima honor sebagai pembicara yang berasal dari negara termasuk BNPT. Inikan ibarat kata, ambil uangnya tolak (ideologi) pemberi uangnya. Bagaimana kita orang Islam menjelaskan hal ini kalau ada umat yang bertanya ?
Salam.
Komentar
Posting Komentar