Langsung ke konten utama

Menulis Teman

menulis teman, menulis orang dekat, teman, sahabat, kenalan, LPM RO'YUNA, IAIN, launcing buku
Foto setelah launcing buku pertama LPM RO'YUNA IAIN Mataram. Sekarang tentu wajah dan gaya mereka sudah beda.

Tiba-tiba saya kepingin sekali menulis teman. Di pikiran saya tiba-tiba terlintas pikiran itu. Pikiran itu pun tidak segera saya eksekusi. Saya sengaja mengeraminya beberapa hari. Saya ingin menguji, apakah itu ide menarek untuk ditulis. Kalau itu menarek, apakah saya memang siap untuk menulisnya ?. Beberapa hari setelah pikiran itu muncul, ia tidak mau beranjak dari benak saya. Itu pertanda, ide itu tidak buruk untuk dicoba.

Saya memang biasa menguji ide saya dengan cara begitu. Kalau ada ide manerek untuk ditulis, biasanya saya simpan beberapa hari. Selain untu menguji ide itu, saya memiliki kesempatan untuk mengumpulkan bahan, argumentasi dan menemukan sudut pandang yang nanti akan saya tonjolkan. Kalau langsung ditulis, tidak jauh bedanya dengan status-status dimedia sosial yang ditulis ketika pikiran itu terlintas dibenak kita. Tulisan seperti itu memang dibuat cepat tapi terkesan instan. Cuman kelemahannya, saya menjadi lambat untuk menulisnya.

Ada beberapa teman yang sudah saya list namanya untuk saya tulis dan akan saya publikasikan diblog saya. Teman-teman yang akan saya tulis itu tentu memiliki keunikan, hoby, aktivitas dan profesi yang berbeda-beda. Secara diam-diam mereka memiliki mimpi, obsesi dan prestasi yang berarti bagi diri dan keluarganya. Teman itu bisa dikatakan tidak semuanya dekat dengan saya. Ada yang sering ketemu, ada juga yang tidak.

Dari sana saya ingin menggali sisi menarek dari seorang teman. Walau kita sudah lama berteman, kita sering kali tidak tahu sisi menarek dan unik seorang teman. Apa lagi itu sudah bentuk ketika kita belum berteman. Setiap orang juga pasti mengalami perubahan, perkembangan dan kemajuan dalam hidup ini. Kalau itu terjadi ketika kita sering bertemu kita mungkin akan otomatis tahu tapi kalau jarang bertemu maka kita akan ketinggalan informasi akan teman itu.


menulis teman, menulis orang dekat, teman, sahabat, kenalan, LPM RO'YUNA, IAIN, launcing buku
Sekarang sebagian mereka sudah ada yang bekerja, kawin dan melahirkan.

Untuk bisa menggali hal-hal unik seorang teman perlu wawancara dan mendengarkan cerita mereka. Saya harus menjadi pendengar dan penonton yang baik. Setelah itu sisi mana yang akan menarek untuk ditonjolkan. Dan saya ingin menulisnya dalam perspektif positifistiv bukan membagi hal-hal negatif. Walau begitu saya tidak bermaksud untuk ‘memuja’ kelebihan mereka. Minimal saya dan pembaca dapat memetik inispirasi dan pelajaran dari mereka.

Menurut saya selama ini kita memang sering cuek saja terhadap kelebihan seorang teman. Kita lupa mengapresiasi walau itu dengan sepotong kalimat. Hal itu bukan semata kita tidak suka atau tidak mendukung tapi karena lingkungan kita memang kurang membiasakan diri kita untuk memberikan apresiasi kepada orang lain termasuk teman. Moga genre menulis saya ini membuat saya bisa belajar lebih banyak dan memetik hal–hal positif dari seorang teman.

Seruni, 26 Juni 2014


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb