Dengan kekuatan pikirannya orang kreatif menghias piring makan menjadi punya nilai seni.Foto ini saya ambil disebuah loby hotel ketika saya menginap di Bali. |
BARU-baru ini saya mengalami sebuah kejadian unik yang menyebabkan saya mulai sadar akan kekuatan pikiran. Selama ini bukan saya tidak percaya kekuatan pikiran, namun karena kurang mengenal cara kerjanya sehingga banyak kejadian-kejadian sehari-hari yang saya alami sebagai hal biasa atau terjadi secara kebetulan saja.
Namun dua kejadian beberapa hari yang lalu menyebabkan saya semakin percaya dahsyatnya kekuatan pikiran bila kita menggenal dan menggunakannya secara baik. Kejadian pertama, suatu pagi saya minta dibuatkan teh hangat oleh istri. Tak lama, teh yang saya minta pun dibawa masuk oleh istri saya yang saat itu saya sedang berada dikamr tengah tempat kami menonton tv.Saya lalu menyeruput hangatnya teh itu beberapa kali teguk. Setelah itu, teh tersebut saya letakkan diatas sebuah meja.
Beberapa saat setelah saya meletakkan teh itu, anak saya tiba-tiba sudah memegang teh tersebut lalu duduk didepan tv. Melihat dia memegang teh tersebut, secara reflek saya memperingatkan supaya hati-hati memegang teh tersebut. “Awas,jangan sampai tumpah ya”kata saya kepadanya sambil berdiri. Beberapa detik setelah saya memperingatkan, eh malah tangan munggilnya menumpahkan air teh dalam gelas tersebut kekarpet merah yang ia duduki.
Saya terkejut melihat kejadian itu yang terjadi tanpa jeda. Saya kemudian dengan cepat berusaha mengendalikan diri supaya tidak marah kepada anak saya. Ternyata peringatan yang saya sampaikan kepada anak saya secara reflek menjadi perintah untuk menumpahkan teh tersebut. Walau maksud saya sangat baik untuk memberi peringatan – ternyata berubah menjadi sugesti dipikiran anak saya untuk menumpahkan teh yang ia pegang. Apa lagi anak kecil usia 3,5 tahun seperti anak saya belum banyak tahu tentang baik buruk.
Selang beberapa hari setelah kejadian itu, ketika mengendarai sepeda motor dari Lombok Timur menuju Lombok Barat. Tiba-tiba pikiran saya mulai was-was. Jangan-jangan ban motor bagian belakang akan bocor diperjalanan. Ya, kalau bocornya tidak membuat saya, istri dan anak saya terjatuh yang menyebabkan kecelakaan. Apa lagi beban yang dibawa motor beat ini bukan saja saya,istri dan anak saya tapi beras 25 kg. Ah saya terus berusaha menepis pikiran itu dengan berpikir positif. Saya yakin ban motor bagian belakang ini akan kuat sampai Lombok Barat. Kan ban dalamnya sudah saya ganti dengan yang baru.
Dengan pikirannya manusia bisa melahirkan imajinasi tak terduga. Gambar ini saya ambil diruang tunggu Bandara Ngurah Rai, Bali yang menutupi lokasi restoran yang sedang diperbaiki. |
Setelah perjalanan melewati kantor Polsek mantang, sebelah baratnya sekolah tinggi NW tiba-tiba ban belakang terasa berbeda. Istri saya dibelakang bilang, “Bannya pecah pak” katanya. saya pun berusaha mengendalikan motor dan berusaha menepi. Dan benar ban belakang bocor. Untung saja lokasi ban motor pecah itu persis didepan sebuah bengkel yang bangunannya menyatu dengan rumah pemiliknya. Dari kejadian itu saya kembali diingatkan dahsyatnya kekuatan pikiran. Benar sakali kata orang bijak-apa yang kita pikirkan, itulah yang akan terjadi.
Maka saatnya kita mulai sadar akan kekuatan pikiran kita. Dengan terlebih dahulu mengenalnya, kita bisa mengelola dan mengendalikan pikiran kita untuk kebaikan hidup kita sendiri dan keluarga kita. Bila kita sudah bisa membedakan pikiran positif dan pikiran negatif,tentunya kita akan berhati-hati dengan pikiran dan persepsi terhadap diri kita maupun kepada orang lain. Apa lagi pikiran itu memiliki frekuwensi dan magnet untuk memanggil dan mewujudkan apa yang kita pikirkan.
Bagaimana pengalaman teman-teman ? []
Komentar
Posting Komentar