sumber : www.hidayatullah.com |
Pendukung Amin Rais tiba-tiba mendeklerasikan dukungannya terhadap Amin untuk maju menjadi calon presiden 2019. Ketua dekleratornya Mayjend Syarwan Hamid, pensiunan jendral Orde Baru. Dukungan terhadap Amin ini tentu saja agin politik terbaru, karena sebelumnya Zulkifli Hasan, ketua PAN sekaligus besan Amin yang digadang-gadang untuk maju.
Melihat kedekatannya dan manuver politiknya, kemungkinan Amin akan berpasangan dengan Prabowo Subianto, pendiri Partai Gerindra dan tokoh oposisi yang sudah lama mengkampanyekan diri akan maju kembali menjadi calon presiden. Itu artinya Amin siap bertarung menantang dan menumbangkan Jokowi sebagaimana kerap disampaikan kepada pendukungnya dan media massa. Karena itu ia rajin mengkritik bahkan memojokkan Jokowi.
Saya tidak tahu apakah formasi politik ini hasil dari ‘umrah politik’ Amin bersama Prabowo menemui Habib Riziq, elektabilitas Prabowo yang konon tidak beranjak, logistic politiknya yang kurang, hasil Pilkada serentak atau terinspirasi kemenangan Mahatir Muhammad di Malaysia menumbangkan Nabjib (UMNO) padahal dari segi usia sangat sepuh sebagaimana disampaikan Amin kepada media.
Yang saya tak habis pikir, sosok Mahatir yang dijadikan inspirasi oleh Amin untuk maju nyapres secara terbuka mengapresiasi keberhasilan dan kesuksesan Jokowi membangun infrastruktur Indonesia sampai pelosok negeri. Masa sebelumnya banyak yang mangkrak dan dananya dikorup. Pernyataan apresiasi Mahatir kepada Jokowi itu melalui video itu sudah beredar lama sebelum ia terpilih kembali menjadi perdana menteri.
Sekarang Tun Mahatir malah bertemu dan membahas kerjasama ekonomi dengan Presiden RI, Djoko Widodo -, presiden dan negara pertama yang dikunjungi setelah terpilih kembali menjadi perdana menteri negeri Upin Ipin itu. Hal lain, deklerator pencapresan Amin dideklerasikan oleh seorang pensiunan jenderal yang sangat dekat dengan Suharto – rezim yang dulu dikritik, tentang dan lawan oleh Amin sebelum reformasi. Tapi itulah politik -kawan bisa menjadi lawan, lawan bisa berubah menjadi lawan. Kata orang politik itu, bagaimana mengelola berbagai kemungkinan dan kepentingan.
Modal sosial dan politik Amin Rais untuk maju tentu saja tidak bisa dianggap remeh. Ia dosen ilmu politik, mantan ketua PP Muhammadiyah – ormas Islam yang punya pengikut dan jaringan yang kuat kedaerah-daerah. Pendiri dan Pembina Partai Amanat Nasional (PAN). Bekal lain, ia punya pengalaman pernah menaikkan dan menjatuhkan seorang presiden. Ia juga pembina aktivis massa demonstrasi 212.
Selaku tokoh dan kader yang besar dari keluarga Muhammadiyah ia tentu berharap akan didukung dan dipilih oleh warga Muhammadiyah, konstituwen utama PAN - bila ia jadi akan maju nyapres. Dukungan lain yang juga diharapkan akan berasal dari orang Islam yang mengikuti demonstrasi 212 yang selama ini terus ia konsolidasi bersama Habib Riziq.
Di tempat yang berbeda ternyata mulai muncul aspirasi agar para calon presiden dan p-partai politik pengusung mengambil calon wakil presiden dari Nahdlatul Ulama (NU). Rais Am PBNU yang juga ketua MUI, KH.Makruf Amin secara terbuka kepada media mempersilahkan para calon presiden dan pengurus partai politik memilih tokoh-tokoh NU yang dianggap cocok menjadi wakilnya.
Apakah ini pertanda PBNU akan terlibat memperjuangkan kadernya untuk diusung menjadi calon wakil presiden baik kepada kubu pemerintah atau oposisi ? Apakah ini isyarat dari NU mulai mengayunkan catur-catur politiknya ? Partai politik PKB, partai yang didirikan NU mengusulkan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon presiden. Dari PPP muncul nama Romahurmuzy (Romy). Belakangan kelompok sipil anti korupsi, aktivis, kyai, santri dan akademisi mengusulkan Mahfud MD.
sumber : warta.co |
Bagaimana respon tokoh dan anggota Muhammadiyah terhadap deklerasi pencalonan Amin Rais ? Apakah Amin Rais mampu menggalang dukungan dan elektabilitas dari massa pendukung aksi 212 ? Apakah penggerak aksi 212 akan satu suara dalam pemilihan Capres–Cawapres ? Apakah Prabowo rela kembali hanya menjadi Cawapres setelah dulu berduet dengan Megawati. Bagaimana dengan respon Yusril Ihza Mehendara, salah seorang tokoh pendukung aksi 212 yang mana berkali-kali menyebutkan dikhianati Amin dalam sidang umum (SU) MPR tahun 1999 dimana Amin jadi ketua MPR saat itu.
Saya sendiri percaya, permainan politik itu tak ubahnya bermain catur. Seorang pemain catur akan berpikir cermat dan hat-hati dalam melangkah. Dalam politik juga demikian, para politisi selalu membaca langkah dan strategi politik lawannya. Termasuk menganalisa, menempel bahkan menumpang berbagai isu yang berkembang dimasyarakat. Seorang politisi tak ubahnya seorang pecatur.
Mencermati trend politik jelang pendaftaran capres dan cawapres Agustus bulan depan, apakah dua Ormas Islam besar, NU dan Muhammadiyah akan memainkan catur politiknya dengan mengajukan tokoh dan kadernya menjadi capres dan cawapres 2019 ? Pada kedua Ormas itu kecendrungan jamaah dan tokoh-tokoh NU sebagian besar mendukung Jokowi, sementara tokoh dan warga Muhammadiyah kita perhatikan sebagian besar mendukung pihak opisisi. Kritik-kritik mereka terhadap pemerintahan Jokowi juga cukup keras. Apakah perbedaan arah dukungan dua ormas ini dapat mengubah peta konstalasi politik nasional ?
Bagaimana dengan Gatot Nurmantio yang sampai hari ini belum mendapatkan dukungan partai politik ?.Nasib calon-calon presiden dari PKS dan koalisinya dengan Gerindra bagaimana ? Bagaimana prospek koalisi alternatif yang ingin dibangun oleh SBY melalui partai Demokrat dengan menduetkan JK-AHY, apakah akan berlanjut sampai meja pendaftaran di KPU?
Kita lihat dan tunggu saja kelihaian para permainan catur-catur politik tokoh partai pendukung Jokowi, partai oposisi atau tokoh ormas NU pengusung Islam Nusantara dan Muhammadiyah penyebar Islam Berkemanjuan beberapa waktu kedepan.Wallahu A’lam.[]
Saya sendiri percaya, permainan politik itu tak ubahnya bermain catur. Seorang pemain catur akan berpikir cermat dan hat-hati dalam melangkah. Dalam politik juga demikian, para politisi selalu membaca langkah dan strategi politik lawannya. Termasuk menganalisa, menempel bahkan menumpang berbagai isu yang berkembang dimasyarakat. Seorang politisi tak ubahnya seorang pecatur.
Mencermati trend politik jelang pendaftaran capres dan cawapres Agustus bulan depan, apakah dua Ormas Islam besar, NU dan Muhammadiyah akan memainkan catur politiknya dengan mengajukan tokoh dan kadernya menjadi capres dan cawapres 2019 ? Pada kedua Ormas itu kecendrungan jamaah dan tokoh-tokoh NU sebagian besar mendukung Jokowi, sementara tokoh dan warga Muhammadiyah kita perhatikan sebagian besar mendukung pihak opisisi. Kritik-kritik mereka terhadap pemerintahan Jokowi juga cukup keras. Apakah perbedaan arah dukungan dua ormas ini dapat mengubah peta konstalasi politik nasional ?
Bagaimana dengan Gatot Nurmantio yang sampai hari ini belum mendapatkan dukungan partai politik ?.Nasib calon-calon presiden dari PKS dan koalisinya dengan Gerindra bagaimana ? Bagaimana prospek koalisi alternatif yang ingin dibangun oleh SBY melalui partai Demokrat dengan menduetkan JK-AHY, apakah akan berlanjut sampai meja pendaftaran di KPU?
Kita lihat dan tunggu saja kelihaian para permainan catur-catur politik tokoh partai pendukung Jokowi, partai oposisi atau tokoh ormas NU pengusung Islam Nusantara dan Muhammadiyah penyebar Islam Berkemanjuan beberapa waktu kedepan.Wallahu A’lam.[]
kelinci99
BalasHapusTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino