Langsung ke konten utama

Melipat Gandakan Jamaah yang Bukan Jamaah

TGH.Sholahuddin Nurudin,ngaji streaming, hidayatuddaraian, melipat gandakan jamaah
TGH.Sholahuddin Nuruddin

Trend mengikuti dan membuat pengajian secara live streaming melalui media sosial kini bisa dilakukan oleh siapa saja. Dari komunitas terbatas sampai diikuti oleh ribuan orang. Perkembangan ini menurut saya salah satu bentuk bid’ah khasanah dengan memanfaatkan tehnologi untuk menjangkau audiens pengajian secara lebih luas.

Saya sendiri baru belajar membuat pengajian secara live streaming melalui facebook (FB). Ada dua pengajian mingguan yang saya siarkan secara streaming melalui FB. Pertama, pengajian Ahad pagi HIDAYATUDDARAIN. Pengajian ini dimulai sekitar jam 09.30 sampai menjelang zohor. Pengajian ini berlangsung dikomplek Madrasah HIDAYATUDDARAIN, Dasan Geres, Gerung, Lombok Barat.

Pengajian ini diisi secara bergiliran oleh para tuan guru-tuan guru yang berasal dari Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Timur dan Lombok Tengah. Ada belasan orang tuan guru yang mengisi secara bergantian. Materi biasa disampaikan mulai dari tentang ibadah, muamalah, fiqh, tafsir sampai tasawuf. Mereka ada yang secara khusus membuka kitab kuning tertentu, ada juga yang tanpa membuka kitab kuning namun materi inti yang akan disampaikan sudah dipersiapkan sebelumnya.

Setelah itu baru sesi tanya jawab dan do’a. Sebelum pengajian dimulai - sambil menunggu kedatangan tuan guru oleh jamaah perempuan diisi dengan membaca sholawat kepada Nabi Mulia Muhammad SAW.

Ada banyak tuan guru yang sudah berkesempatan mengisi pengajian di HIDAYATUDDARAIN seperti TGH.Khairil Abrar (Labuapi), TGH.Nawawi (Lembar), TGH.Abu Agus Arafaini (Gerung), TGH.Subki As Sasaki (Pelulan), TGH. Saiful Bahrain, Lc,TGH.Hardiatullah Ridwanullah (Bermi), TGH.Taisir Azhar, MA (Bilatepung),TGH.Taufiq (Gerung),TGH.Sya’ban (Dasan Agung), Ust.Kamarullah,M.HI (Karang Bata), TGH.Mualip (Gunung Sari), Prof.Dr.Masnun Tahir,M.Ag (Gunung Sari), TGH.Sholahuddin (Darek), TGH.Ma’arif Makmun (Darek), TGH.Ibnu Khalil, TGH.Masriadi Faisal (Praya), TGH.Lukmanul Hakim (Pringgasela).

Beberapa orang tuan guru sudah wafat yang juga pernah mengisi diantaranya TGH.Ahmad Taqiuddin Mansyur (Bonder), TGH.Syamsul Hadi (Batu Nyala) dan TGH.Anwar MZ (Duman). Kita do’akan semoga ilmu yang diajarkan kepada kami menjadi pemberat amal ibadahnya saat bertemu dengan sang Khalik.

Kedua, pengajian malam Rabu setelah sholat isya bersama Drs.TGH.L.Shohimun Faisal, MA yang secara khusus membuka kitab Intabih Dinika Fi Khotor. Kitab ini karya Syekh Abu Abdillah Alawi Yamani yang secara mendalam membahas aqidah Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja). TGH.Shohimun sendiri dulu nyantri di Jombang, sekarang menjabat sebagai Rois Syuriah PWNU NTB, dosen UIN Mataram dan UNU NTB. Ide pengajian kitab ini muncul disela acara zikir & tahlilan 9 malam meninggalnya ketua PWNU NTB, Drs.TGH.Taqiuddin Masyur, M.Pd.I diaula kantor PWNU NTB.  
 
tgh.khairil abrar,ngaji streaming, hidayatuddaraian, melipat gandakan jamaah
TGH.Khairil Abrar

Pengajian yang diampu oleh TGH.Shohimun ini menurut saya sebuah oase yang sulit ditemukan ditengah pertumbuhan tempat nongkrong, lahan bisnis yang sangat cepat berkemang di kota Mataram. Anak-anak muda berbondong–bondong mengisi malamnya dicafe-café free wifi. Anak muda yang sedang menempuh sekolah dan kuliah di Mataram ini umumnya berasal dari desa. Mereka sangat suka kalau diajak bertemu dicafe-café yang menyediakan kopi, makanan ringan serta wifi gratis.

Ada belasan sampai puluhan orang yang rutin mengikuti pengajian ini. Namun sebagian besarnya adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB dan Universitas Mataram (UNRAM). Selebihnya diikuti oleh jamaah facebookiyah secara langsung (live) sampai selesai. Kalau pengajian HIDAYATUDDARAIN mayoritas jamaahnya orang-orang tua usia mulai 40 -70 tahun tapi pengajian malam diaula NU jamaahnya milenial yang masih kuliah.

Sebelum ada ngaji streaming saya biasanya membuat catatan pendek yang berisi pointer pengajian yang disampaikan melalui FB. Respon dari jamaah facebookiyah cukup baik, itu nampak dari like, komentar dan share (dibagi) oleh pembaca sampai puluhan kali. Catatan pengajian, “Apakah Gempa Itu Ujian atau Azab ? yang disampaikan oleh TGH.Masriadi Faisal, Praya misalnya dibagikan sebanyak 35 kali oleh pembaca. 

tgh.lukmanul hakim, ngaji streaming, hidayatuddaraian, melipat gandakan jamaah
TGH.Lukmanul Hakim

Tema itu mungkin dianggap penting oleh pembaca karena berkembang banyak anggapan penyebab bencana gempa yang menimpa Lombok lalu disusul oleh Palu, Donggala. Ada yang berpendapat gempa sebagai azab dari Allah SWT. Gempa terjadi karena banyaknya kemasiatan yang terjadi di Lombok yang disebabkan oleh sektor pariwisata, lesbian, gay, beseksual, transgender (LGBT). Yang aneh lagi menuduh gempa terjadi karena dosa presiden Jokowi.

Namun setelah beberapa bulan menyiapkan pengajian streaming HIDAYATUDDARAIN, pengajian 30 Desember 2018 kemarin yang bawakan oleh TGH.Sholahuddin Nurudin dengan tema, “Tanda-Tanda Orang Dicintai Allah” mendapatkan share dan viuw paling banyak. Sampai tulisan ini dibuat sudah dibagi sebanyak 61 kali bagikan (share), 853 kali tayangan dan 4 komentar. Saya tidak menyangka cetatan pendek dan video pengajian itu dilihat dan dibagikan sebanyak itu.

Saya tidak tahu besarnya respon jamaah facebookiyah apakah karena daya tarek TGH.Sholahuddin Nurudin yang menyampaikan, tema yang disampaikan atau momentumnya yang tepat. Apa pun itu respon jamaah facebookiyah itu memberikan semangat untuk terus melakukan streaming pengajian yang lebih baik meski dengan fasilitas hp dan tripot sederhana.

tgh.ibnu khalil, ngaji streaming, hidayatuddaraian, melipat gandakan jamaah
TGH.Ibnu Khalil
Pengalaman menyediakan pengajian streaming itu memberikan pelajaran bahwa itu bisa menjadi salah satu strategi menjangkau audiens pengajian yang lebih luas. Jumlahnya bisa tak terbatas, bisa diluar perkiraan. Jamaah facebookiyah bisa diberikan referensi terhadap figur tuan guru yang bisa dijadikan rujukan pandangan keagamaannya. Itu bagian dari cara meleverage–melipat gandakan daya jangkau untuk meraih audiens lebih luas.

Ngaji streaming itu bagian dari cara mengajak orang yang bukan jamaah pengajian untuk ikut menikmati isi pengajian. Kalau pengajian umum konvensional biasanya diikuti oleh jamaah pengajian yang itu-itu saja, ini bisa menarek jamaah baru meski mereka berada ujung dunia sekalipun dengan aktivitas masing-masing. Tidak mesti datang kelokasi pengajian dan mereka bisa sambil mengerjakan kegiatan lain sambil mendengarkan. Ini lah bentuk kemewahan tehnologi yang bisa kita manfaatkan yang mungkin tak terpikir sebelumnya.

Semoga ini pertanda baik yang bisa menunjukkan makin luasnya audien (jamaah) yang bisa mengikuti pengajian tersebut. Harapannya tentu saja bukan saja sebatas dibagi atau ditonton semata namun bisa mendapatkan tambahan pemahaman, pengetahuan agama dari nasab ilmu yang dipercaya. Bukan kah tantangan penyebaran ilmu agama saat ini adanya ketidak jelasan sanad keilmuan dari para penyebar ilmu agama yang memanfaatkan media sosial dan elektronik. []

Komentar

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti