Langsung ke konten utama

Kepincut Kelezatan Ikan Beberok

PEMUDA itu keluar memacu motornya meninggalkan kontrakannya. Ia menyusuri jalan Langko lalu belok kanan melewati kampus IAIN. Sampai dijalan Pemuda ia menekan gas motornya kemudian berhenti didepan sebuah warung makan yang berjejer dipinggir jalan.

Bisa ditebak, ia ingin makan siang. Maklum sejak pagi belum ada satu potong makanan pun yang masuk kedalam perut langsingnya. Pemuda itu adalah saya. Melalui catatan edisi ini saya ingin berbagi pengalaman kepincut kelezatan ikan beberok.

***

Bila anda bosan dengan masakan rumah. Tidak selera nasi kotak, nasi bungkus. Bingung nyari tempat makan bareng kekasih anda. Dan pingin merasakan makanan khas racikan tangan orang Lombok sebaiknya anda ikuti saran saya.
Saya mengusulkan kepada anda untuk mengunjungi Depot 22 dijalan Pemuda, Gomong Lama. Persisnya depan SMK 2, samping lapangan atletik Mataram. Sambil makan disini anda bisa menikmati hijaunya rumput atletik. Derunya angin akan menjadi musik pengiring makan siang anda.

Menu yang disajikan warung ini sebenarnya biasa saja. Tidak beda dengan warung lain disebelahnya. Meski biasa, tentu ada bedanya dengan warung lain. Bedanya warung ini menyajikan ikan beberok plus sayur lodeh. Inilah yang bikin banyak orang kepincut untuk mengunjunginya.

Ikannya digoreng lalu ditaburi dengan beberok terong. Di campur potongan kacang panjang. Sambalnya juga biasa, paduan racikan tomat, cabai, bawang merah dan garam. Kalau mau bisa juga ditambah terasi yang sudah dibakar biar lengkap.

Selain itu sambalnya diperasi jeruk monte. Orang Aikmel, Lombok Timur tempat kelahiran saya menyebutnya Jeruk Beberok karena selalu dipakai membuat beberok. Jeruk ini fungsinya menetralisir tomat agar tidak terlalu asem. Di sawah bapak saya banyak menanam jeruk macam ini. Bila sedang bernasib baik, satu kilogram harganya bisa mencapai ratusan ribu.

Di sini ikan nilanya digoreng. Bisa juga sebenarnya dibakar. Malah kalau dibakar dengan arang harumya akan terasa. Dan sambal beberok terong itulah yang kemudian ditaburi diatas ikan. Bumbunya akan meresap kedalam daging ikan setelah didiami beberap menit. Itulah yang menyebabkan rasanya bertambah nikmat.

Bila warung makan lain sambelnya diblender disini sambalnya digiling biasa. Ini terlihat dari serat-serat tomat, cabai dan bawanngnya yang melapisi ikan. Kalau sambal beberok diblender, kekhasan rasanya akan hilang karena bumbunya terlalu lembut.  Kalau pun pedas, tidak rasanya tidak mengigit.

Makan sambal beberok tidak akan lengkap bila tidak ditemani dengan sayur bayam. Lebih nikmat lagi kalau sayur lodehnya masih hangat. Apa lagi kalau dimasak bersama daun kemangi rasanya akan lebih khas dan harum. Kalau tidak ada bayam, sayur kelor juga tidak kalah enak.

Ingat Kelor, saya jadi teringat warung makan Kelor yang letaknya disamping lampu merah Pancor, Lombok Timur. Bila jam makan siang tiba, pemiliknya sangat sibuk. Tak ubahnya pegawai bank yang melayani nasabah menjelang hari raya idul fitri. Pengunjungnya sebagian besar berbaju dinas. Mangendarai kendaraan roda dua dan empat. Maka jangan heran bila kesana anda sayur kelor karena keburu habis.   

Nah bila ada waktu dan cukup dana cobalah anda meluangkan waktu merasakan beberok ikan Depot 22. Saya jamin anda akan kepincut oleh kelezatannya. Selera makan anda akan ‘kumat’ kembali. Saya sendiri setiap kali makan selalu nambah porsi kalau makan disana. Dan sudah lima kali saya bertandang makan disana tapi belum bosan-bosan. Harga satu porsi ikan hanya 15.000 rupiah. Itu sudah termasuk nasi dan sayur.

Sama dengan warung Kelor, Depot 22 juga selalu ramai dikunjungi bila jam makan. Khususnya pasangan muda-mudi dan mahasiswa. Mungkin karena harganya cukup terjangkau dengan kantong mereka. Apa lagi kalau bersama kekasih hati, harga segitu tidaklah seberapa asalkan perut menjadi kenyang, hatipun menjadi nyaman.

Bukankah mengajak kekasih makan diluar adalah salah satu cara untuk menyenangkan hatinya. Selain jalan-jalan ke pantai atau menonton tentunya. Yang pasti, bila setiap anda mengajak orang yang anda cintai untuk makan diluar dia selalu menolak. Hati-hatilah, saya meragukan cintanya kepada anda. Sebaliknya dia selalu mengajak makan diluar, waspadalah bisa-bisa kantong anda akan jebol olehnya. Bukankah demikian ?      

Pelita, 22 Oktober 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb