Langsung ke konten utama

Hanya Orang Kaya Yang Tidak Butuh Asuransi

sun life financial,asuransi, penting, orang kaya, orang miskin, jiwa
http://info.yendyinvestasikeuangan.com
Saya baru sadar ternyata memiliki asuransi jiwa itu sangat penting. Karena dengan memiliki asuransi jiwa, kita sesungguhnya melakukan beberapa hal sekaligus yaitu menabung, berinvestasi dan menjamin uang kita bila terjadi resiko pada diri kita. Ibarat kata, membeli polis asuransi itu sebenarnya kita sedang ‘satu kerja dua tiga laba”.

Menabung–sebagaimana lazimnya menabung sekian lama, maka uang kita akan terkumpul sekian. Dalam asuransi pun demikian, kita akan bisa melihat dan memperkirakan jumlah uang kita akan menjadi sekian setelah sekian lama. Kita bukan hanya bisa melihat jumlahnya tapi juga pertumbuhannya. Inilah yang saya maksud dengan menabung sekaligus berinvestasi.

Dalam asuransi, uang yang kita setor selama satu tahun biasanya akan dipecah menjadi dua oleh perusahaan asuransi. 70 persennya dijadikan asuransi jiwa kita, sisanya 30 persen yang diinvestasikan diberbagai perusahaan yang berkembang dengan baik. Keuntungan dari investasi uang kita diperusahaan itulah yang akan menambah jumlah uang kita setelah sekian lama.

Kita tinggal pilih, mau asuransi biasa atau syari’ah. Kalau asuransi biasa kita akan mendapatkan keuntungan dari bunga bank atau perusahaan tempat uang kita diinvestasikan. Kalau asuransi syar’ah keuntungannya dari bagi hasil bukan dari bunga seperti asuransi biasa. Dan uang kita juga diinvestasikan diperusahaan yang berpotensi mencari keuntungan dengan cara riba, haram maupun makruh. Kelebihan syari’ah yang lain, nasabah akan mendapatkan bonos bagi hasil setiap tahun.

Proteksi- kita akan mendapatkan biaya rawat inap dirumah sakit bila mengalami sakit kritis. Besar biaya yang didapat tergantung besar premi yang disetor. Selain itu masing-masing mendapatkan dana santunan sebesar 40 juga bagi yang mengalami cacat dan 100-200 juta bagi yang meninggal. Kalau nabung biasa, paling dapat bunganya sekian persen tapi tidak mendapatkan dana proteksi atau santunan.

Bagi yang ingin menjadi nasabah akan dibuatkan kontrak, dari 8-10 tahun. Selama kurun waktu itu nasabah wajib menyetor premi secara rutin sebagaimana yang dicantumkan dalam kontrak. Walau begitu, seorang nasabah bisa mengambil uangnya untuk keperluan apa saja setelah 5 tahun. Boleh diambil berapa pun asalkan tidak habis. Kalau diambil semua makanya otomatis kontraknya akan putus. Haknya sebagai nasabah pun akan hilang.

Itu kalau kita ingin menjadi nasabah. Menjadi agen tanpa menjadi nasabah juga bisa, terserah kita. Kalau mau kedua-duanya malah sangat bagus. Kalau sudah menjadi agen dan berhasil mendapatkan nasabah, maka kita akan mendapatkan bonus 30 persen dari setoran nasabah itu selama 2 tahun, 15 persen tahun ketiga dan keempat lalu 5 persen tahun kelima dan keenam. Di situlah peluang bisnisnya. Kalau kita jeli, bonus 30 persen tadi bisa kita pakai membayar setoran premi kita.

Dari itu saya sadar ternyata membeli polis asuransi jiwa itu tidak harus menunggu uang kita banyak baru memiliki asuransi. Sebaleknya karena uang kita tidak banyak dan penghasilan yang terbatas lah sesungguhnya menggerakkan kita untuk memiliki asuransi. Siapa tahu kita sakit atau apa-apa, kan tidak ada yang tahu. Kalau resiko itu terjadi pada diri atau keluarga kita, pihak asuransi akan menanggung biaya kita.

Dari sana saya berpikir, yang sangat membutuhkan asuransi itu orang kurang mampu seperti kita, bukan orang kaya. Kalau orang kaya tidak perlu membeli asuransi karena dia sudah kaya. Kalau terjadi apa-apa pada diri dan keluarganya, dia tinggal pencet ATM saja uangnya akan keluar. Atau tinggal panggil bendahara atau pembantunya untuk mengantarkan uang. Nah kita, uang dari mana – masak harus menggadai motor, tanah atau rumah untuk biaya darut. Apa lagi kalau posisi kita sebagai kepala keluarga yang berperan mencari nafkah, kalau tiba-tiba mengalami sakit, anak istri juga ikut sakit menderita kekuarangan uang karena pencari nafkah utama sedang sakit.

Namun yang sering kita temui, yang tertarek membeli asuransi justru orang-orang kaya. Bukan orang yang tidak termasuk dalam kategori orang kaya. Entah mereka membeli asuransi karena kebanyakan uang sehingga bingung ingin memasukkan uangnya kemana atau orang-orang kaya itu memang sadar asuransi. Kalau saya amati, yang benar adalah pernyataan terakhir. Karena umumnya orang kaya melek keuangan makanya dia kaya. Ada juga dia memang memiliki penasehat keuangan (financial plener) sendiri. Untuk itu, hanya orang yang tidak sadar yang belum membutuhkan asuransi jiwa bagi dirinya.

Setelah mengerti dan memahami pentingnya asuransi tersebut saya dan istri memutuskan untuk membeli dua sekaligus polis asuransi Sun Life Financial sesuai kemampuan keuangan. Supaya tidak merepotkan saya untuk menyetor premi (jumlah setoran) setiap bulan, saya pun memilih model setoran tiga bulanan (triwulan) bukan bulanan. Dalam asuransi pilihan setorannya beragam-ada bulanan, tiga bulanan, enam bulanan atau tahunan.

Setelah menjadi nasabah Sun Life Financial saya bersama istri kemudian mengikuti ujian keagenan yang dilakukan langsung oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang bertempat di Universitas Mataram. Alhamdulillah sekali ujian kami lulus lalu mendapatkan sertifikat dan kartu keagenan. Dengan sertifikat dan kartu itu kami boleh menjual produk asuransi Sun Life Financial kepada orang lain.

Dan lagi-lagi alhamdulillah, satu persatu teman, saudara dan kerabat tertarek membeli asuransi melalui kami. Itu pun bukan melalui cara bujuk rayu, apa lagi rayuan gombal. Kami hanya menceritakan multi manfaat jangka panjang yang akan mereka dapatkan bila membeli asuransi jiwa. Oleh sebab itu, tugas kami sebenarnya bukan melulu menjual tapi bagaimana orang lain sadar dan melek asuransi.Itu saja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb