Langsung ke konten utama

Gempa Itu Ujian atau Azab ?

TGH.Masriadi Faisal,gempa lombok, musibah gempa, gempa ujian atau azab,
TGH.Masriadi Faisal,Lc,MH.I  

Setelah Pulau Lombok ditimpa gempa bumi berkali-kali, beredar pendapat yang mengatakan gempa itu sebagai azab dari Allah. Mereka mengatakan penduduk Lombok sudah terlalu banyak berbuat dosa, makan uang riba, Senggigi dan Gili Trawangan harus ditutup karena jadi tempat orang mabuk-mabukan dan berzinah.

Anehnya lagi ada yang menghubungkan gempa itu terjadi sebagai bentuk teguran kepada TGH. Zainul Majdi –gubernur NTB yang sudah menyatakan dukungan politik kepada Presiden Jokowi supaya diberikan kesempatan menjadi presidien selama 2 periode. Tidak itu saja, kelompok ini pun menganjurkan supaya TGB membatalkan keputusannya dan kembali mendukung calon presiden lawan Jokowi.

Seorang teman relawan korban gempa Lombok Utara menulis protes melalui FB. Dalam catatannya ia mengungkapkan perasaan kurang setujunya terhadap materi khutbah jum’at yang disampaikan seorang khotif ditempat pengungsian. Dalam khutbahnya khotib tersebut menganggap gempa dahsyat yang menimpa warga KLU dan Lombok Timur baru-baru ini sebagai azab dan bala dari Allah SWT. Khotib itu beranggapan azab dan bala diturunkan oleh Allah karena manusia sudah melupakan Allah, makan dari hasil haram, subhat, riba dan lain-lain. Singkatnya ia menganggap warga yang terkena musibah telah berbuat dosa.

Menurut teman yang membuat catatan protes itu, materi khutbah yang disampaikan sang khotib tersebut dianggap kurang pantas ditengah jamaah yang terkena musibah gempa. Harusnya isi khutbah mengajak orang untuk bersabar dan tawakkal kepada sang pencipta. Materinya khutbah mestinya memberikan semangat dan motivasi untuk kembali bangkit. Tidak boleh terpuruk lama dalam kesedihan. Bukan malah menyalah-nyalahkan dan membuat orang jadi tambah terbebani dan pesimis. Bukankah psikis korban harus segera dipulihkan. Agama harus memberikan solusi bukan semata sangsi.

Kelompok lain mengatakan, gempa itu bukan azab tapi ujian dan teguran dari Allah SWT supaya umat manusia selalu berzikir dan selalu ingat kepada Allah SWT. Allah SWT menegur kita supaya kita tidak terbuai oleh urusan dunia. Berbagai urusan dunia ini dianggap telah menjauhkan kita untuk mengingat Allah.

Pada pengajian umum HIDAYATUDDARAIN Dasan Geres, Gerung, Lombok Barat hari ini TGH.Masriadi Faisal, Lc.MH.I – pengasuh pondok pesantren Al Hasanain, Braim, Praya, Lombok Tengah secara khusus membahas pertanyaan diatas. Ia mengatakan sekarang banyak orang berdebat tanpa ilmu yang menilai gempa sebagai azab dan gempa sebagai ujuan atau teguran. Pada hal para ilmuan sering membahas penyebab gempa berdasarkan kajian dan penelitian secara keilmuan. 

Dalam perspektif agama TGH.Masriadi Faisal, membagi musibah menjadi 3 macam. Pertama, musibah yang terjadi disebabkan oleh tangan manusia baik yang disengaja atau tidak disengaja. Ini artinmya musibah terjadi disebabkan ulah dan dosa manusia. Contohnya banjir, tanah longsor, kebakaran, tabrakan, peperangan, peledakan bom, pencemaran air-udara dan lain-lain.

Kedua, musibah yang terjadi karena memang takdir dari Allah SWT. Contohnya gunung meletus yang letaknya ditengah lautan tiba-tiba meletus lalu menelakan banyak korban jiwa. Artinya, musibah macam ini terjadi bukan disebabkan oleh permainan dan rekayasa tangan-tangan manusia.

Ketiga, musibah yang terjadi disebabkan oleh perbuatan dosa manusia dan takdir dari Allah SWT.Perbuatan dosa pun ada yang bisa dinilai oleh manusia ada juga hanya bisa dinilai oleh Allah SWT. Dan takdir pun merupakan hak prerogatif Allah SWT.
Selaku umat beragama dan beriman kepada Allah SWT, apapun penyebab musibah atau bencana yang menimpa kita sudah sepatutnya harus menjadi renungan, refleksi dan instrospeksi untuk mengoreksi berbagai kesalahan dan kelemahan yang kita perbuat. Setiap musibah bisa dimaknai sebagai teguran sekaligus ujian supaya kita memiliki semangat untuk memperbaiki diri, meningkatkan keiman dan ketakwaan kita Yang Maha Kuasa.

Untuk itu TGH.Masriadi Faisal yang juga Pengurus Lembaga Bathsul Masail Nahdaltul Ulama (LBM NU) Propinsi NTB mengingatkan supaya kita sering-sering beristigfar kepada Allah SWT dan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi musibah. Ia juga menambahkan orang-orang yang rajin ber-istigfar kepada Allah lalu mendapatkan musibah – hal itu bukan azab tapi ujian dari Allah SWT.

Semoga penjelasan ini dapat menambah informasi dan pengetahuan kita dalam memandang sebuah musibah dan bencana. []

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti