Sekarang saya lebih selektif memilih bacaan dan tontonan. Selektif karena apa yang kita baca, tonton dan dengar akan masuk dalam pikiran kita. Tak jarang apa yang akan kita baca, dengar dan tonton itu akan bertahan lama dalam pikiran kita bahkan bisa mempengaruhi emosi kita.
Apa yang kita baca, dengar dan tonton akan menjadi data (file) di pikiran bawah sadar kita. Sadar atau tidak kita sadari, kalau sudah menjadi data ia akan mempengaruhi emosi, prilaku, kebiasaan (habbit) bahkan keputusan-keputusan yang akan kita ambil dalam hidup kita.
Bacaan, tontonan dan suara - suara yang kita dengar atau masuk itu hanya numpang lewat saja melalui pikiran sadar. Kalau pikiran sadar mengizinkan masuk, maka ia akan masuk lama-lama menjadi data atau dokumen dipikiran bawah sadar.
Nama data atau dokumennya tentu bermacam-macam dan beragam. Ada data tentang makanan-makanan yang kita sukai, tidak kita sukai, bacaan yang kita sukai dan tidak kita sukai, kenangan masa lalu dan macam-macam sebagaimana berbagai nama folder yang kita simpan dileptop /komputer. Tinggal kapan dibutuh, bisa dibuka atau keluarkan.
Kembali kepada tema memilih bacaan. Memilih bacaan dan tontonan itu tak ubahnya memilih makanan. Ada bahan bacaan yang memang sangat kita sukai, perlukan dan butuhkan. Jenis bacaan ini termasuk bacaan yang mengenyangkan. Ada bacaan untuk hiburan atau kesenangan semata atau bacaan untuk sekedar tahu.
Seperti makanan, bahan bacaan yang benar-benar kita butuh atau perlukan itu tak ubahkan makanan yang mengenyangkan, bergizi dan bermanfaat bagi profesi atau pekerjaan kita. Model bacaan yang mengenyangkan seperti ini yang harus diperbanyak dan koleksi. Bacaan yang akan menunjang pekerjaan kita.
Jenis bacaan seperti ini tidak cukup hanya sekedar tahu, tapi harus dilakukan, praktekkan dan buktikan. Kalau paradigmanya hanya sekedar tahu tanpa dipraktekkan maka ia hanya akan sebagai pengetahuan bukan keterampilan. Kalau sekedar pengetahuan banyak orang bisa tapi yang diperlukan praktisi, pelaku dan pelaksana langsung dari pengetahuan itu.
Mereka ini juga yang berpotensi menciptakan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman mempraktekkan keterampilan yang dimiliki setelah sekian lama. Jadi ahli-ahli dan praktisi baru akan lahir dari proses ini. Nah yang banyak terjadi adalah orang sudah cukup dengan tahu tapi tidak tergerak melakukan.
Saya sendiri sekarang lebih suka memilih bacaan terutama berbentuk buku yang bisa saya praktekkan langsung bagi diri saya sendiri ketimbang yang sifatnya wacana. Kalau dulu masa mahasiswa, berbagai macam wacana hampir semua kita konsumsi. Apa saja wacana baru atau lama yang dibicarakan atau diskusikan orang berusaha saya ketahui agar tidak ketinggalan wacana.
Sekarang berbagai macam wacana dan informasi bisa kita dapatkan melalui media sosial dan berita online. Kalau pengetahuan-pengetahuan serius bisa kita dapatkan melalui buku, youtube atau kursus-kursus online berbayar atau gratis. Intinya, sekarang kita punya akses yang sangat luas untuk mendapatkan berbagai pengetahuan atau keterampilan yang memang kita butuhkan untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan kita sehari-hari. []
Komentar
Posting Komentar