Langsung ke konten utama

Menggali Ide Tulisan Dengan Peta Pikiran


yusuf tantowi,menggali ide tulisan,peta pikiran,mind map,mengalirkan ide,pelatihan menulis, menulis bebas, menulis santai,literasi,lombok post, MA NW, Kembang Kerang
Seorang siswi MA NW Alkamal, Kembang Kerang menunjukkan peta mimpi mereka dalam bentuk mind map.
SETIAP diminta mengisi pelatihan menulis diberbagai tingkatan sekolah, mahasiswa dan kalangan guru – saya sering sekali mendengar kendala dari peserta pelatihan akan kendala mereka dalam menggali ide tulisan. Hal yang dimaksud tentu bukan saja kekurangan ide namun setelah ada ide tapi sulit dikembangkan. Kata mereka, baru saja menulis satu sampai tiga paragraf – bahan yang ingin ditulis sudah habis. Pada hal mereka merasa ide tersebut cukup bagus dan layak dikembangkan menjadi tulisan panjang.

Kendala seperti itu tentu menjadi ‘hantu’ yang menakutkan bagi penulis pemula. Untuk itu perlu diperkenalkan berbagai cara atau pendekatan kreatif yang bisa merangsang dan menumbuhkan semangat menulis.Mungkin saja salah satu cara itu cocok dan bisa digunakan untuk menggali berbagai bahan tulisan yang sebenarnya sudah ada pada diri setiap orang. Saya sendiri percaya, bahwa semua orang memiliki bahan yang melimpah untuk ditulis dan dikeluarkan menjadi cerita dan inspirasi menarek.

Pengalaman, penglihatan, hasil bacaan dan analisa dalam melihat sesuatu adalah bahan tulisan yang tidak ada habisnya untuk ditulis. Setiap hari kita mendengar, melihat dan memikirkan berbagai kejadian – baik itu yang terjadi pada masa lalu maupun masa kini bisa menjadi menu-menu tulisan yang bisa diracik menjadi bacaan yang enak dibaca oleh orang lain. Apa lagi jagad media sosial saat ini bisa menjadi viral-viral menyebar karya kita untuk dibaca oleh seluruh penghuni bumi ini.

peta pikiran, peta mimpi, peta menulis, contoh mind map, pelatihan, mahasiswa, IAIN Mataram, LPM RO'YUNA
peta pikiran, peta mimpi, peta menulis, contoh mind map, pelatihan, mahasiswa, IAIN Mataram, LPM RO'YUNA
Contoh mind map yang berisi mimpi anggota LPM RO'YUNA IAIN Mataram
Terkait dengan itu, setiap mengisi pelatihan menulis saya sering memperkenalkan tentang peta pikiran (mind map) kepada peserta. Ini penting diberikan supaya peserta memiliki cara atau pendekatan kreatif dalam menggali ide-ide tulisan. Dengan membuat peta pikiran sebelum menulis, kita memiliki panduan atau petunjuk dalam menulis. Dengan begitu, penyakit mengalami kemacetan menulis (writer block) bisa diatasi. lebih-lebih, karena belum terbiasa menuangkan pikiran dan gagasan dalam bentu tulisan, menulis pun sering menunggu suasana hati (mood).

Bagi penulis pemula, writer block tak ubahnya penyakit kronis yang bisa membunuh semangat menulis. Untuk itu mind map bisa menjadi obat untuk mengatasi penyakit tersebut. Apa lagi mind map juga berguna untuk mengecek, apakah ketika menulis kita sudah siap bahan yang ingin kita menulis. Bukankah kemacetan dalam menulis sering sekali terjadi karena ketidaksediaan bahan yang memadai untuk ditulis. Kalau semangat saja yang ada tanpa kesiapan bahan maka kemacetan menulis akan selalu muncul. Bila keputusasaan hadir, ujung-ujungnya berhenti menulis.

Di negara-negara maju mind map sudah lama dipakai oleh banyak orang untuk berbagai kepentingan. Umumnya mind map dipakai untuk meringkas catatan, bahan presentasi, merancang bisnis atau proyek dalam skala besar. Dan yang tidak kalah pentingnya, mind map sangat berguna untuk melatih pengguanaan otak kanan dan otak kiri secara bersamaan. Tanpa kita sadari, kita lebih sering menggunakan otak kiri ketimbang otak kanan. Akibatnya, kita selalu menghitung segala sesuatu secara logika. Untung rugi, plus minus. Kalau menguntungkan secara logika kita kerjakan, kalau tidak kita tidak mau.

Pada hal diluar logika terdapat emosi, semangat, gairah dan pengalaman sehari-hari yang sangat kaya yang bisa menjadi bahan utama tulisan-tulisan kita. Hal itu tentu tumbuh dari otak kanan. Kalau saja otak kanan kita libatkan ketika menulis, maka emosi, gairah dan pengalaman sehari-hari yang inspiratif bisa kita masukkan (libatkan) dalam tulisan-tulisan kita. Itu lah yang menyenbabkan tulisan menjadi kering tanpa sentuhan personal.

membuat peta pikiran, membuat mind map, peta mimpi, peta tulisan, madrasah aliyah, pelatihan menulis bebas, menulis kreatifmembuat peta pikiran, membuat mind map, peta mimpi, peta tulisan, madrasah aliyah, pelatihan menulis bebas, menulis kreatif 

Kita lebih sering menggunakan logika kita dalam menulis. Ketika tulisan kita anggap kurang logis, kita pun berhenti menulis. Kadang sebelum menulis kita sering bertanya pada diri sendiri, apakah tulisan saya bagus dan disukai oleh orang ? kalau tidak untuk apa menulis. Dampaknya kita sangat hati-hati dan ragu-ragu untuk menulis. Bila terbiasa menulis itu seperti berbicara didepan orang banyak. Coba saja perhatian orang yang berbicara didepan orang banyak, bicaranya bukan hanya panjang tapi juga terstruktur dan menyentuh persoalan. Tulisan yang baik tentu bukan hanya panjang pendeknya tapi pesan yang ingin disampaikan mudah dimengerti dan dipahami pembaca.

Hampir semua pelatihan yang saya berikan – saya menemukan sebagian besar peserta belum pernah mendengar istilah mind map. Pada hal mind map sudah ditemukan oleh pakar kreativitas dan otak Tony Buzan sejak 1970. Ia menciptakan mind map setelah muncul pertanyaan dalam dirinya, “Bisakah kreativitas manusia ditingkatkan? Ia lalu mulai meneliti dan mengkaji dari mana datangnya sebuah kreativitas. Setelah sekian lama mengkaji dan meneliti ternyata kreativitas muncul dari otak. Otak pun terbagi menjadi dua yaitu otak kanan dan otak kiri. Setelah paham pola kerja otak, lahirlah konsep mind map yang mengadopsi model sel-sel otak dalam menyimpan informasi. Mind map sebuah cara paling mudah dan praktis mengurai dan memetakan pikiran sampai batas yang tak tertingga.
mind map, peta pikiran, tony buzan
Tony Buzan dengan mind map
Membuat mind map tidak lah sulit. Kita cukup menyediakan selembar kertas kosong dan bolpoin warna. Dikertas itulah kita bisa menulis beberapa poin utama yang ditulis dengan satu kalimat. Dari kalimat utama itu lalu dibuatkan cabang dan ranting-ranting baru dengan satu kalimat juga. Cuman setiap kalimat harus dibuatkan gambar atau simbol yang menggambrakan kalimat tersebut. Hal ini menegaskan bahwa metode mind map memang mengabungkan tulisan (otak kanan) dan gambar (otak kiri). Itu artinya, metode mind map bertujuan melatih penggunaan otak kanan dan otak kiri secara bersamaan.

Saya sendiri pertama kali menggunakan metode mind map ketika menyiapkan materi menulis bebas. Mulanya saya menyiapkan materi secara deskriptif atau dalam bentuk power point. Setelah sekian lama saya merasa, kalau berbentuk materi tulisan panjang (deskriftif), bisa berlembar-lembar panjangnya. Begitu juga kalau materi power point, jumlah halamannya tidak jauh beda dengan materi deskriftif. Sangat beda kalau kita buat dengan mind map, kita cukup melihat atau membawa satu halaman, inti sari (pointer) materi sudah tercakup secara detail. Mencatat dan mengingatnya akan jauh lebih mudah. Saat menyiapkan materi tersebut, pikiran saya dipancing untuk menggali bahan presentasi secara dalam dan detail.[]


*Tulisan ini sudah terbit di kolom Literasi - Harian Lombok Post, Minggu 15 November 2015




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb