Langsung ke konten utama

Bonus (asuransi) Pertama, Ibarat Cinta Pertama (1)

http://www.mrsjanuary.com/

Dua minggu lalu apa yang saya tunggu akhirnya cair. Bonus saya mengajak orang untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk membeli asuransi jiwa akhirnya datang. Nilainya lumayan, lebih dari cukup untuk membayar premi tiga bulan kedepan.

Dengan bonus itu, saya tidak perlu lagi mengalokasikan dana khusus untuk membayar premi. Dia (asuransi) sudah bisa membayar dirinya sendiri. Ibarat membeli ayam – tidak lama diasuh, ayam tersebut sudah melahirkan ayam. Anak ayam itu dijual, modal membeli induknya langsung balek kandang.

“Eh salah, maksud saya balek kantong”.

Saya mendapatkan bonus itu bukan dengan cara memaksa atau memberi janji-janji palsu. Saya berusaha memberikan informasi yang benar dan perlu nasabah dengar. Kalau mereka sadar untuk menabung, menginvestasikan dan memproteksi diri menggunakan pendapatannya-tentu mereka tidak perlu berpikir lama-lama untuk membeli.

Prinsip asuransi yang benar itu menawarkan manfaat kepada nasabahnya. Bukan mengelabuhi dan semata menggaet uang nasabahnya. Tugas perusahaan asuransi sebagai operator, bendahara tetap menitip uang nasabah. Kalau suatu saat diperlukan bisa diklaim dengan jaminan yang bernama polis.

Mumpung mereka masih sehat dan produktif. Kalau mereka sudah sakit dan tidak produktif, tidak akan ada perusahaan asuransi yang mau menerima. Apa lagi resiko sakit kritis, kecelakaan dan kematian selalu ada. Selama kita masih hidup, tinggal dimana saja resiko itu bisa saja datang kapan saja. Tinggal bagaimana kita mempersiapkan diri bila sewaktu-waktu hal itu terjadi.

Kenapa hal ini saya ceritakan kepada pembaca ? Jawabannya sederhana. “Saya salah seorang yang suka menceritakan pengalaman pertama”. Tentunya pengalaman yang pantas diceritakan termasuk cerita mendapatkan bonus ini. Kan tidak salah membagi-bagi kegembiraan kepada orang lain.

Alasan lain, bonus pertama itu kalau tidak segera diambil - kegembiraannya bisa berkurang. Ibarat es crim, kalau tidak segera dimut dinginnya akan berkurang. Bukankah kalau es crim tidak dingin lagi, rasanya seperti menelan tepung cair.

Sesuatu yang pertama dan perdana itu selalu enak diceritakan pada orang lain. Sama halnya ketika pertama kali tulisan opini saya naik di Bali Post. Saya dengar kalau tulisan naik dikoran itu, ada honornya untuk penulis. Saking girangnya saya pun tak sungkan mengajak beberapa orang teman makan soto diujung jembatan Ampenan, Mataram. Pada hal saat itu honor saya belum dikirim. Saya juga belum tahu honor berapa.

Bersambung......


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti