http://www.mrsjanuary.com/ |
Dua minggu lalu apa yang saya tunggu akhirnya cair. Bonus saya mengajak orang untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk membeli asuransi jiwa akhirnya datang. Nilainya lumayan, lebih dari cukup untuk membayar premi tiga bulan kedepan.
Dengan bonus itu, saya tidak perlu lagi mengalokasikan dana khusus untuk membayar premi. Dia (asuransi) sudah bisa membayar dirinya sendiri. Ibarat membeli ayam – tidak lama diasuh, ayam tersebut sudah melahirkan ayam. Anak ayam itu dijual, modal membeli induknya langsung balek kandang.
“Eh salah, maksud saya balek kantong”.
Saya mendapatkan bonus itu bukan dengan cara memaksa atau memberi janji-janji palsu. Saya berusaha memberikan informasi yang benar dan perlu nasabah dengar. Kalau mereka sadar untuk menabung, menginvestasikan dan memproteksi diri menggunakan pendapatannya-tentu mereka tidak perlu berpikir lama-lama untuk membeli.
Prinsip asuransi yang benar itu menawarkan manfaat kepada nasabahnya. Bukan mengelabuhi dan semata menggaet uang nasabahnya. Tugas perusahaan asuransi sebagai operator, bendahara tetap menitip uang nasabah. Kalau suatu saat diperlukan bisa diklaim dengan jaminan yang bernama polis.
Mumpung mereka masih sehat dan produktif. Kalau mereka sudah sakit dan tidak produktif, tidak akan ada perusahaan asuransi yang mau menerima. Apa lagi resiko sakit kritis, kecelakaan dan kematian selalu ada. Selama kita masih hidup, tinggal dimana saja resiko itu bisa saja datang kapan saja. Tinggal bagaimana kita mempersiapkan diri bila sewaktu-waktu hal itu terjadi.
Kenapa hal ini saya ceritakan kepada pembaca ? Jawabannya sederhana. “Saya salah seorang yang suka menceritakan pengalaman pertama”. Tentunya pengalaman yang pantas diceritakan termasuk cerita mendapatkan bonus ini. Kan tidak salah membagi-bagi kegembiraan kepada orang lain.
Alasan lain, bonus pertama itu kalau tidak segera diambil - kegembiraannya bisa berkurang. Ibarat es crim, kalau tidak segera dimut dinginnya akan berkurang. Bukankah kalau es crim tidak dingin lagi, rasanya seperti menelan tepung cair.
Sesuatu yang pertama dan perdana itu selalu enak diceritakan pada orang lain. Sama halnya ketika pertama kali tulisan opini saya naik di Bali Post. Saya dengar kalau tulisan naik dikoran itu, ada honornya untuk penulis. Saking girangnya saya pun tak sungkan mengajak beberapa orang teman makan soto diujung jembatan Ampenan, Mataram. Pada hal saat itu honor saya belum dikirim. Saya juga belum tahu honor berapa.
Bersambung......
Komentar
Posting Komentar