Langsung ke konten utama

Bonus (asuransi) Pertama, Ibarat Cinta Pertama (2)

bonus, pertama,asuransi, loyalitas, kerja, keras, investasi, cinta, pacar, tabungan
ilustrasi by northstartravelmedia.com

Satu minggu kemudian honor saya dikirim via rekening. Saat itu honor satu opini Rp.125.000. Walau nilainya tidak besar, girangnya bukan main. Saya ingat, biaya mentraktir teman-teman makan soto itu melebihi honor yang saya terima dari Bali Post. Itu artinya, saya nombok.

Hal itu masih sering saya ceritakan kepada teman-teman khususnya ketika memberikan pelatihan menulis yang pesertanya butuh motivasi untuk menulis. Kepada adek-adek siswa dan mahasiswa, cerita itu sering saya bagi-bagi. Bukan besarnya yang patut dibanggakan tapi kisahnya dan untuk apa honor itu dipergunakan.

Sama halnya ketika orang sering menceritakan cinta pertama atau pacar pertamanya. Setiap orang pasti memiliki cerita dan pengalaman yang berbeda-beda akan cinta atau pacar pertamanya. Ada yang berakhir romantis, tidak sedikit yang berujung tragis. Dalam urusan ini saya tentu berharap akan mendapatkan pengalaman dan pendapatan yang sangat romantis. Do’akan ya sobat.

Pembaca, pengalaman ini mengajarkan saya sebuah pelajaran berharga. Pelajaran itu bernama usaha dan investasi. Dari sana saya belajar, kalau ingin mendapatkan bonus maka berusahalah. Kalau tidak ingin dapat, ya tidak usah berusaha. Diam saja dan puaslah dengan ketakutan kita untuk mencoba. Karena segala sesuatu itu akan terang benderang, kalau sudah dicoba. Tidak cukup hanya untuk dibayangkan sesuai persepsi dan apa yang kita dengar dari orang lain.

Kalau ingin mendapatkan bonus, ya berinvestasilah. Bahasa lainnya, nabunglah. Baik itu pendapatan kita, waktu, tenaga, keterampilan, jaringan atau produktivitas selagi masih sehat. Jadi untuk berinvestasi itu bukan semata berbentuk uang tapi apa saja yang kita miliki bisa diinvestasikan. Tinggal ditunggu saja setelah beberapa waktu, buahnya sudah bisa petik. Terserah, buah itu mau dikonsumsi sendiri atau dijual. Hak anda.

Saya pernah membaca seorang ahli managemen mengatakan, saya lupa namnya - Bonus itu pertanda awal sukses. Langkah pertama menuju tangga sukses karir dan sukses financial. Dia beralasan bahwa bonus itu bagian dari penghargaan terhadap kinerja seseorang. Orang mendapatkan bonus karena dia bekerja keras, bukan sebaleknya. Bonus juga bertanda loyalitas. Loyalitas terhadap pekerjaan yang dia kerjakan. Pendapat ini ada benarnya dan bisa dibuktikan.

Trus bagaimana caranya agar mendapatkan bonus dari asuransi? Tentu ada prosedur dan caranya. “Ada ilmunya” kata orang tua kalau kita tanya urusan tertentu. Yang jelas -ilmunya itu ilmu baik bukan ilmu jahat dengan cara menipu atau membohongi orang. Dengan begitu, hasilnya ditanggung halal dan menyenangkan. Kalau demikian adanya, apakah anda tidak tertarek?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti