http://penjasorkes-zone.blogspot.com |
Sadar atau tidak sadar ternyata terlalu banyak ketakutan yang ada dalam diri kita. Entah ketakutan yang datang dari dalam atau atas pengaruh dari luar. Setiap orang memang punya ketakutannya berbeda-beda.Tidak hanya satu ketakutan tapi lebih dari itu. Ada orang takut miskin, takut tua-keriput, takut kalah, takut non job, takut gagal dan lain-lain. Kalau ditulis bisa berlembar-lembar.
Kita maphum, perasaan takut sesuatu yang manusiawi dan lumrah yang ada pada setiap orang. Tapi kalau ketakutan-ketakutan itu tidak memiliki dasar yang jelas dan logis, tentu akan menjadi masalah. Lama-lama kalau ketakutan itu tidak ditangani, lalu berurat berakar kehadirannya tanpa kita sadari menjadi penghambat terbesar kesuksesan kita.
Jadi ada baiknya kita mengidentifikasi ketakutan-ketakutan itu sejak awal. Apakah ketakutan itu memiliki dasar yang tepat untuk dipertahankan atau hanya perasaan kita saja. Bila ketakutan itu hanya karena gejolak emosi semata sebenarnya tidak perlu terlalu ditakutkan. Justru tidak ada salahnya mencoba dan melakukannya untuk belajar. Kalau pun gagal, kegagalan itu akan menyisakan pengetahuan baru.
Maka bersyukurlah orang-orang yang menyadari dan mengetahui ketakutan itu. Dengan menyadari apa yang ditakutkan, diharapkan ia akan memiliki keberanian melawan ketakutan itu sendiri. Dengan sadar, ia akan mencari obat penawar untuk menghilangkan ketakutan-ketakutan itu. Bukankah memelihara ketakutan tidak baik bagi kesehatan jiwa.
Terkait dengan itu saya memiliki pengalaman menawarkan program pada beberapa orang teman. Tujuan saya supaya mereka mendapatkan manfaat dan perlindungan dari program tersebut. Apa lagi mereka masih muda dan produktif bekerja. Sayang kalau pendapatan, kesehatan dan produktivitas masa muda mereka tidak diproteksi sejak dini.
Lazimnya mengajak orang, tidak semua yang menanggapi positif. Di banding yang menerima atau mau, tentu lebih banyak yang menolak. Tapi saya tidak merasa berkecil hati. Ditolak atau menolak itu perkara biasa dalam hidup. Jadi tidak perlu kesal atau dipikir lama-lama. Mungkin mereka belum mengerti manfaatnya bagi diri mereka. Rupanya mereka perlu bukti bukan janji.
Penolakan itu intinya, mereka tidak ingin menjadi korban atau kena tipu. Menurut mereka sudah banyak bukti dan korbannya. Dan dia tidak mau tahu bahwa jauh lebih banyak orang yang sukses dan mendapatkan manfaat dari program itu. Itulah makanya mengapa bisnis itu bisa bertahan ratusan tahun sampai sekarang. Kalau bisnis itu biang penipuan, mustahil bisa berkembang pesat sampai sekarang. Bahkan pemainnya semakin bertambah.
Berdasarkan pengalaman itu saya melihat banyak orang menutup dan mengunci pikirannya dengan pikiran yang salah. Informasi yang didapat, diterima mentah-mentah sebagai suatu kebenaran. Pada hal ia tidak pernah mempelajari apa lagi mendalami termasuk memverifikasi. Itulah kalau orang memungut kebenaran berdasarkan cerita orang lain.
Dia tidak sadar, sebuah cerita termasuk informasi yang paling rawan dimanipulasi atau direkayasa. Bila sudah begitu, informasi dan penjelasan yang benar pun tidak bisa diterima. Ini terjadi karena akar-akar ketakutan sudah menguasai dirinya. Kalau sudah demikian, akan sulit untuk mencoba kegiatan baru yang menantang.
Untuk bisa keluar dalam suasana psikologis demikian, ada baiknya melawan dan mengusir ketakutan-ketakutan yang bersemayam dalam diri. Salah satu cara bertemu banyak orang dan mau belajar. Biasanya bertemu banyak orang (silaturrahmi) bisa menguatkan. Selain itu berani mencaba kegiatan yang menantang, tes nyali. Itu saja, sederhanakan.
mantap tulisannya. saya mesti berguru lagi nih
BalasHapusente kan udah jd guru Li, mau jd guru lg,,,guru koadrat dong he....he...
BalasHapus