Langsung ke konten utama

Bertradisi Ditengah Serangan

Bertradisi Ditengah Serangan, nahdlatul ulama (NU), dasan bagek, aikmel

Bila ingin tahu berbagai tradisi keagamaan khususnya Islam, datanglah kekampung-kampung di Lombok.Tradisi ini bukan saja lahir dari spirit agama untuk memperkuat silaturrahmi, gotong royong tapi lebih besar dari itu bagian dari strategi integrasi sosial. Coba bayangkan sebuah kampung, desa atau kota tidak punya tradisi keagamaan - maka tak ubahnya warganya seperti robot yang melakukan sesuatu berdasarkan perintah semata.

Di kota-kota tradisi keagamaan sudah mulai berkurang bahkan langka. Selain karena persaingan antar individu yang sangat ketat.Namun juga asal usul warganya yang berlatar agama, etnis dan budaya yang berbeda-beda. Mayoritas antar warga tak memiliki garis nasab keluarga.

Di Lombok berbagai macam tradisi lahir dan berkembang di masyarakat. Mulai dari alam rahim sampai alam kubur dirayakan. Tradisi usia bayi sekian bulan dalam perut, ngurisan (syukuran dan memberi nama), begawe sunatan kalau laki, bagawe kawin, srakalan bagi yang berangkat haji, tahlilan (yasinan, do'a) selama 7-9 malam bagi keluarga yang meninggal, haul dan lain-lain.

Dr. Kari Tell, Ph.D, seorang antropolog dari Norwegia pernah terpesona terhadap tradisi-tradisi orang Islam Lombok. Ia harus meneliti bertahun-tahun di Desa Bonjeruk, Lombok Tengah untuk mempelajari bagaimana orang Lombok 'merayakan' proses kelahiran sampai kematian. Ia menemukan berbagai tradisi itulah yang selama ini menjadi jangkar terjaganya hubungan antar keluarga meski tinggal berjauhan.

Semua tradisi itu spiritnya dari agama dan budaya. Dalam agama Islam diajarkan untuk menjaga silaturrahmi dan mempererat hubungan keluarga. Di sana juga ada semangat saling membantu dengan memberi sumbangan (sodakoh) antar satu yang lain. Didalamnya terselip do'a bagi yang kena musibah atau do'a selamat bagi keluarga yang berbahagia (memiliki hajat).

Sekarang mempertahankan tradisi tantangannya semakin besar, baik yang datang dari internal Islam sendiri maupun dari luar. Ada sekelompok umat Islam menganggap tradisi-tradisi itu tidak ada dalilnya maka disebut bid'ah. Pada hal itu tradisi-tradisi itulah yang menjadikan Islam kuat mengakar dibumi Nusantara.

Bayangkan kalau Islam tidak memiliki tradisi-tradisi seperti itu, bagaimana mempraktekkan silaturrahmi dengan keluarga yang tinggal berjauhan. Bukankah melalui tradisi itu nilai-nilai islam dipraktekkan dan dipribumisasikan dalam konteks sosial. Islam juga bukan semata bicara halal-haram. Wajib, sunnah, makruh dll. Surga-neraka. Islam membawa peradaban lebih besar dari itu.

Pribadi-pribadi sholeh, tawaduk itu bisa dilihat pada pribadi-pribadi kyai, ulama, intelektual dan tuan guru yang belajar agama bertahun-tahun baik secara formal atau non formal namun tetap bijak menyikapi perbedaan.

Bagi orang-orang NU yang lahir dalam tradisi pesantren, ada sebuah qoidah yang jadikan pegangan dalam memandang perubahan zaman. "Al Muhafaza tu Ala Qodimis Sholeh
Wal Ahzu Ala Jadidil Aslah"- Mempertahankan (menjaga) tradisi lama yang baik dan mengambil (menyeleksi) tradisi baru yang baik".

Qaidah itu yang dijadikan rujukan dalam mengambil keputusan. Merawat dan menjaga tradisi lama yang baik dan tidak menutup diri dengan berubahan baru yang terjadi. Cara berpikir ini lah yang dipakai orang - orang desa setia menjaga dan merawat tradisi mereka ditengah kritik,serangan dan cemoohan dari dalam dan luar.

Ah mereka tidak tahu sulitnya menjaga dan merawat tradisi. Yang mereka tahu itu tidak ada dalil, tidak pernah dilakukan Nabi, mereka tidak tahu melalui tradisi nilai-nilai agama dikemas dalam budaya. Mereka memang tidak tahu isi, tahunya bungkus saja. Atau baiknya kita kasih makan tahu isinya aja mereka biar kenyang. []

Gerung, (17/2/2018).

Komentar

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb