Langsung ke konten utama

Gaung Islam Nusantara

majalah Aula April 2018, Said Aqil Siroj, wajah islam dunia, islam nusantara, gaung islam nusantara, NU, Yusuf Tantowi
Majalah AULA, edisi April 2018 Tahun XXXX 

Menyongsong usia 100 tahun Nahdlatul Ulama (NU) sejak kelahirannya 1926, terminologi Islam Nusantara yang gaungkan oleh PBNU. Melempar istilah ini tentu telah melalui proses diskusi dan kajian mendalam yang berpijak dari khazanah Islam yang berkembang di Indonesia.

Kini Islam Nusantara bukan lagi istilah, wacana tapi juga kajian dan gerakan. Orang kembali menengok dan meneliti mengapa Islam berkembang secara luas dan pesat dibumi Nusantara. Salah satu rahasianya karena Islam dibawa oleh 'tangan-tangan damai', dai-dai yang pandai melakukan komunikasi (diplomasi) budaya selama tidak bertentangan dengan ajaran pokok syariat Islam.

Maka kehadiran wacana Islam Nusantara dihajatkan bukan hanya untuk menjaga dan mengokohkan ciri khas corak dan praktek Islam Nusantara tapi juga wacana tanding (counter discoure) terhadap gejala paham radikal dan politisasi agama. Islam Nusantara adalah virus penangkal radikalisme paham agama yang merusak keutuhan NKRI.

Islam Nusantara bukan agama atau paham agama baru, apa lagi membuat syariat Islam baru. Islam Nusantara tetap mengacu pada sumber hukum Islam Al Qur'an, Hadis, ijmak, qiyas ala ahlus sunnah waljamaah (Aswaja) sebagaimana dipegang teguh oleh Nahdlatul Ulama sejak awal berdirinya.

majalah Aula April 2018, Said Aqil Siroj, wajah islam dunia, islam nusantara, gaung islam nusantara, NU, Yusuf Tantowi
Daftar isi Majalah AULA, edisi April 2018 

Kini menjelang satu abad NU, ormas yang dirikan ulama-ulama besar Nusantara ini telah mempunyai puluhan juta anggota dari desa sampai kota, ribuan pondok pesantren, sekolah, madrasah dan rumah sakit. NU dibawah komando Kyai Said Aqil Siroj telah berdiri 26 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), targetnya UNU kedepan akan berdiri seluruh propinsi di Indonesia. Itu belum perguruan tinggi (PT) yang dirikan oleh individu atau tokoh-tokoh NU diberbagai daerah.

Selain telah berdiri pengurus wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), pengurus cabang (PCNU), Majelis Wakil Cabang (MWC) tingkat kecamatan dan desa diseluruh Indonesia. Sudah sejak lama berdiri Pengurus Cabag Istimewa (PCI) NU disekitar 194 negara dunia. Dan tentu saja disetiap tingkatan itu juga dibuat pengurus berbagai macam lembaga seperti Lakpesdam, LTNU, Lembaga Ekonomi, LazisNU, LBH dan lain-lain. Itu belum termasuk lembaga badan otonom (Banom) seperti GP. ANSOR, Banser Ansor, Muslimat, Fatayat dan IPNU-IPPNU, ISNU.

Untuk itu percaya lah sobat, selama NU masih hadir dibumi pertiwi ini Insya Allah Indonesia tidak akan bubar. Yang duluan bubar, orang yang bermimpi membubarkan bangsa ini. NU adalah tiang utama pendirian bangsa ini.

Ingin tahu geliat NU terkini, baca majalah AULA edisi April 2018. "INDONESIA WAJAH ISLAM NUSANTARA - Islam Nusantara Solusi Era Globalisasi".


#HarlahNUke-92LombokTengah
#HarlahNUke-95
#NahdlatulUlamaJaya
#AyoMondok
#MadrasahKuKreeen

Komentar

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti