Langsung ke konten utama

Kharisma TGH Shaleh Hambali di Lombok Timur

TGH Shaleh Hambali, Tuan Guru Bengkel, Datok Bengkel, Ponpes Daarul Qur'an, Rais Syuriah NU kedua NTB, Kharisma TGH Shaleh Hambali di Lombok Timur, Pemikiran Islam Lokal TGH M Shaleh Hambali Bengkel, Adi Fadli
Buku Pemikiran Islam Lokal TGH.M Shaleh Hambali (Tuan Guru Bengkel /Datok Bengkel) karya Dr.H Adi Fadli M.Ag, Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Pengaruh TGH Saleh Hambali, Bengkel, masih terasa sampai hari ini dikalangan tuan guru dan pimpinan pesantren di Lombok. Pada hal TGH Saleh Hambali atau biasa dipanggil dengan Tuan Guru Bengkel sudah meninggal dunia puluhan tahun silam, tepatnya Sabtu, 7 September 1968. Namun pengaruh dan kharismanya masih melekat di hati sebagian tuan guru dan ummat Islam di Lombok.

Apa lagi sebagian dari mereka memang memiliki sanad (hubungan) keilmuan dengan beliau. Dan tentu saja jabatan penting Datok Bengkel sebagai Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) kedua di pulau Lombok. dan NTB antara tahun 1953-1964. Salah satu peristiwa ketika saya menyebut nama beliau kepada Pimpinan Ponpes Hidayatul Islamiah (HI) Bagek Nyaka, Aikmel Lombok Timur, TGH Abdul Azim.

“Kalau mendengar nama Tuan Guru Saleh Hambali, badan saya langsung merinding. Namanya, rasanya dekat sekali di hati ini,” kata TGH Abdul Azim sambil mendekatkan tangan kanannya di depan dadanya.

Hal itu beliau katakan kepada saya dan Ustadz Zamzami Azwar, cucunya, ketika saya menyebut nama Syuriyah kedua Nahdaltul Ulama (NU) Lombok itu, Senin (22/5) siang di rumahnya usai menghadiri acara Tasyakuran Santri Menyambut Ramadhan, Pelepasan Santri MA, dan Haul Ke-9 almarhum TGH Muchsinin Bagak Nyaka.

“Saya tidak pernah bertemu langsung dengan beliau, hanya pernah melihat fotonya saja,” katanya.

Ungkapan beliau itu menunjukkan besarnya pengaruh TGH Saleh Hambali kepada para tuan guru di Lombok. Pengakuan itu juga menegaskan garis keilmuan dan sikap hormat (takzim) seorang murid yang tidak pernah putus walau sang guru telah puluhan tahun meninggal dunia.

Bagi kalangan pesantren, pengakuan seperti itu tidak terlalu mengagetkan karena saya percaya bahwa orang-orang alim, orang-orang yang kualitas ibadahnya tidak sama dengan kita orang kebanyakan memiliki kedekatan personal antarmereka meski tidak bertemu secara fisik. Termasuk dengan orang yang sudah meninggal dunia. Fisik boleh terkubur dan hancur tapi jiwa (roh) bisa terhubung secara batin dengan orang yang masih hidup. Memang hal itu susah dijelaskan secara rasional karena terbatasnya akal, ilmu, dan amal kita. Tetapi bagi orang yang mendalami dan mempelajari hal itu akan percaya dan yakin akan hal ini.

Ia bercerita, bagaimana ayahandanya almarhum TGH Muchsinin yang dulu berguru kepada TGH Badarudin, Masbagek. Saat itu belum ada kendaraan bermotor seperti sekarang. Agar bisa mengaji, beliau jalan kaki bolak-balik dari Aikmel-Masbagek.

“Saking sakitnya (susahnya hidup) saat itu, mereka sampai terpaksa memetik kelapa muda dan tebu milik orang Anjani untuk mengisi perutnya karena kelaparan setelah mengaji,” katanya.

TGH Badarudin sendiri merupakan murid TGH Umar Kelayu, salah seorang gurunya para tuan guru di pulau Lombok. Salah seorang murid TGH Umar Kelayu di Lombok Barat yang masyhur adalah TGH Saleh Hambali, Bengkel. Jadi TGH Muchsinin masih memiliki nasab dan jaringan keilmuan dengan TGH Umar dan TGH Saleh Hambali melalui TGH Badar.

Dalam buku Pemikiran Islam Lokal TGH M Shaleh Hambali Bengkel karya H Adi Fadli disebutkan selaku muridnya, TGH Saleh Hambali sempat mengedit dan menerbitkan kitab Al-Luklu’il Masyur karya gurunya, TGH Umar Kelayu. Kitab itu pula yang dihadiahkan kepada Wakil Presiden RI Muhammad Hatta yang berkunjung ke Pesantren Darul Quran, Bengkel pada 14 April 1952.

Hatta sendiri datang ke Bengkel dua tahun setelah kedatangan Presiden Sukarno tahun 1950. Saat itu TGH Saleh Hambali sempat memberikan tongkat kepada sang presiden RI sebagai kenang-kenangan. Salah satu murid datuk TGH Saleh Hambali yang masih hidup saat ini, TGH Lalu Turmuzi Badarudin, Bagu, salah seorang Mustasyar PBNU.

Banyak hal yang beliau ajarkan, pesankan, dan ingatkan kepada saya di bawah pohon nangka yang rindang itu sampai menjelang mata hari tenggelam di ufuk barat. Kalau saya ketegorikan pesan-pesan itu sebagai “ilmu dalam” dan “ilmu luar” yang kurang pas untuk diceritakan semua. Cukup untuk renungan dan bahan introspeksi diri sendiri agar menjadi pribadi yang selalu (ingat) ridha dengan qadha-qadar Allah SWT.

Doa saya untuk beliau, “Semoga selalu dikaruniai kesehatan, panjang umur bersama seluruh keluarganya sebagai penjaga benteng kultural agama Islam yang menjadi pegangan warga nahdliyin di Lombok Timur.” []


Catatan : 

Tulisan ini saya tulis tahun 2017 dan pertama kali saya posting dihalaman FB. Seorang teman yang membaca lalu izin mengirimnya ke NU Online dan diterbitkan. Belakangan ternyata tulisan ini diterbitkan diblog dan facebook oleh para pembaca diantaranya di Pecinta Ulama Nusantara dan DISINI

Komentar

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti