Langsung ke konten utama

Jejak Tokoh NU dari Dasan Geres dan Pringgasela

Di awal pengajian tadi pagi dimadrasah, Prof.Dr.TGH. Masnun Tahir, M.Ag cerita semalam diundang mengisi pengajian Nuzulul Qur'an di Masjid Sulukul Muttaqin, Pringgasela, Lombok Timur. Selesai acara ia lalu berziarah ke makam alm TGH. Muhammad Thoyib. 

Di sana ia sempat cerita, esoknya akan mengisi pengajian di Majelis Taklim HIDAYATUDDARAIN, Dasan Geres. Dan ternyata Dasan Geres sama Pringgasela punya hubungan yang erat. 

"Kayak ta jab-jab (atur-atur) jadwal niki. Di sana wali, sak niki (yang ini) wali. Subhannallah, besemeton (bersaudara)" katanya.

"Kita lanjutkan pengajian para wali ini. Tidak pernah saya tahu sebelumnya hubungan Pringgasela dengan Dasan Geres. Baru kemarin malam saya tahu, walau dulu setelah ngisi pengajian disini sempat ziarah ke makam pendiri ponpes ini" tambahnya.

Lalu apa hubungan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang berada di Dasan Geres. Gerung Lombok Barat dengan di Pringgasela, Lombok Timur? Dua desa yang melahirkan banyak tokoh dan aktivis penggerak NU sampai sekarang. Ingin tahu perjalanan NU dari dua desa tersebut, baca terus tulisan ini sampai selesai.

Di Dasan Geres ada seorang tokoh yang bernama TGH.Muhammad Tahir, bangunan makamnya bisa dilihat dengan jelas dari pinggir jalan di pemakaman umum Dasan Geres. Letaknya berada dipinggir jalan utama Jendral Sudirman yang menuju kantor Bupati Lombok Barat. 

Di Dasan Geres Utara juga terdapat sebuah masjid yang diberi nama Baitut Thohirin. Nama masjid itu berasal dari nama orang yang menghibahkan tanah tempat membangun masjid itu yang tidak lain adalah TGH.Muhammad Tahir. TGH.Tahir bersaudara dengan TGH.Abdullah dan TGH. Sholeh yang mendirikan masjid Mambaul Barokah, Dasan Geres Selatan.

TGH.Muhammad Tahir punya anak yang bernama M.Zainudin (Sekotong), M.Yasin, balok Adnan Muchtar dan Hj.Jawahir, balok dari H.Ahmad Alwi, BA yang belakangan menjadi menantu dari TGH.Ahmad Asy'ari atau mertua penulis. 

TGH.Abdullah dari 2 orang istri melahirkan keturunan bernama TGH.Usman yang tinggal di Dasan Geres Selatan, Mustajab menetap di Labulia, Munasik - baloknya Saleh Hambali, papuk Owuk dan TGH.Muhammad Thoyib. 

TGH.Usman pulang dari tanah suci Makkah tahun 1925, pada saat terjadi Kudeta Makkah. Ia melahirkan keturunan di antaranya papuk Yuk, TGH. Ahmad Asy'ari, H.Faisal, Hj.Asmaul Husna (Asmah), H.Muksin Usman, Hasan Usman ayahanda dari Aly Ginoli - kini anggota DPRD Lombok Barat dari PPP dan Dakyah.  
H.Faisal pernah menjadi anggota DPRD Lombok Barat dari Partai NU. H. Ahmad Alwi, menantu dari TGH.Ahmad Asy'ari yang berasal dari Pagutan, Mataram juga pernah menjadi anggota DPRD dari Partai Golkar. Di birokrasi, salah seorang putra tuan guru Ahmad Asy'ari. Ir.H.Muhur Zuhri kini dipercaya menjadi kepala dinas Perindustrian dan Perdagangan (Deprindag) Kab.Lombok Barat. Sebelumnya Kadis Pertanian, Perikanan dan Perkebunan. 

TGH.Ahmad Asy'ari berguru dan menimba ilmu kepada TGH.Sholeh Hambali, Bengkel. Sebagai hadiah hapal Al Qur'an 30 juz, oleh bapaknya TGH.Usman, Ahmad Asy'ari diberangkat naik haji ke Makkah. Sepulang dari Makkah, atas izin gurunya mulai membuka pengajian diberbagai kampung di Lombok Barat dan Lombok Tengah. 

Salah seorang yuniornya dulu ngaji di Bengkel adalah TGH.L.Turmuzi Badarudin, pendiri Ponpes Qomarul Huda Bagu - Rois Syuriah PWNU NTB dan Mustasyar PBNU. Selain satu kamar tidur dengan TGH.Turmuzi, ia juga sering diminta untuk mendengarkan hapalan Al Qur'an sebelum disetor kepada gurunya TGH.Sholeh Hambali.

Setelah itu ia kemudian merintis pondok pesantren lalu membuka pendidikan jenjang madrasah aliyah (MA), Madrasah Tsanawiyah (MTs). Oleh anak cucunya lalu dilanjutkan dengan membuka taman kanak-kanak (TK), majelis taklim dan taman pendidikan al Qur'an (TPQ). 

Mengikuti jejak gurunya TGH.Sholeh Hambali, Bengkel, TGH.Ahmad Asy'ari juga aktif sebagai Mustasyar PCNU Lombok Barat pada periode 1989-1990 dan periode 1994 - 1998 bersama sahabatnya TGH.Bakri Mahsun, HM.Hamzah Karim dan HM.Fathullah.

Saat itu yang menjadi Rois Syuriah TGH.Abhar Muhyidin, Pagutan lalu Ketua Drs.Syafiin dan sekretaris Drs.M Tajudin. SK dari PBNU saat itu ditanda tangani oleh KH. Ali Yafie sebagai Wakil Rois Aam, KH. Maruf Amin sebagai Katib dan KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai ketua. Sebelum meninggal TGH. Ahmad Asy'ari juga sempat masuk jajaran Syuriah PWNU NTB.   

Ada pun TGH.Muhammad Thoyib melahirkan TGH.Jamiluddin, seorang penggerak NU dari Pringgasela, Lombok Timur. Tuan Guru Jamil bersaudara dengan H.Kholidi (Batujay) dan Hj.Saudah (Dasan Geres). Pada masa mudanyan TGH.Jamiluddin juga nyantri di Darul Qur'an Bengkel kemudian melahirkan keturunan diantaranya TGH. Lukmanul Hakim Hajamtho, saat ini Syuriah PCNU Lombok Timur. 

Tuan guru Lukman kawin dengan putri Hj.Saudah, Dasan Geres Rehanah Faisal yang saat ini menjadi Ketua PC Muslimat NU Lombok Timur. Adek kandung TGH.Lukman, Izzuddin Hajamtho, mantan Ketua PMII Cabang Mataram. Putra tertua tuan guru Lukman, Haryato bekerja di Departemen Dalam Negeri (Depdagri) di Jakarta.

Kini para anak cucu dan generasi yang kesekian yang mengisi berbagai posisi organisasi NU ditingkat anak cabang, pengurus cabang dan pengurus wilayah. Muhammad Zamroni, putra dari H.Muksin Usman pernah menjadi Ketua GP Ansor, Lombok Barat, Hakim Usman, sekarang pengurus Maarif NU Lombok Barat, Ahmad Madani, putra dari Ahmad Alwi-Hj.Mahmudah bin TGH.Ahmad Asy'ari pernah aktif IPNU Lombok Barat. 

Ahmad Turmuzi bin TGH. Ahmad Asy'ari sebelumnya Ketua MWC NU Gerung. Hayatun Nufus dan Marlianis Shalihah, dua orang cucu TGH. Ahmad Asy'ari secara bergantian pernah menjadi ketua PW IPPNU NTB melanjutkan kepemimpinan IPPNU setelah dipimpin oleh Bq.Mulianah, kini Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB.

Ada pun Dr.H.Nazar Naamy, Ketua Tanfizd dan Roni Hamroni, wakil Ketua PCNU Lombok Barat periode 2016-2022 dan 2022- 2026 saat ini juga masih punya garis keturunan dari TGH.Muhammad Tahir.[]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb