Ide tulisan ini muncul setelah saya posting status dihalaman FB ini. Baru
beberapa menit saya posting muncul komen dan saling sapa dari dua orang teman.
Salah seorang teman itu menawarkan buku (gratis) dan ajakan bertemu dari dua
orang teman itu. Dari sana saya terpikir, betapa tulisan dan status media sosial
sangat cepat menarek respon, tanggapan kebaikan dan rezeki bagi penggunanya.
Sepotong tulisan di media sosial bisa memancing, menjadi wasilah (perantara)
rezeki bagi banyak orang lain. Menjadi senjata silaturrahmi yang ampuh, meski
terpisah waktu dan tempat. Orang-orang biasa jadi viral dan terkenal setelah
ditulis dan dibagikan di media sosial.
Tulisan dimedia sosial bisa memunculkan inisiatif, ide dan gagasan untuk melakukan sesuatu secara bersama atau
berkelompok (kolaborasi) oleh pembacanya. Menjadi inspirasi dan penyemangat
untuk melakukan hal-hal baik, berguna dan bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain. Sepotong saja bisa begitu, apa lagi yang panjang.
Kekuatan (power) tulisan dimedia sosial juga dapat mendekatkan rezeki yang jauh. Menghubungkan pedagang
dan pembeli. Mempertemukan pembuat (produsen) dan pemakai (konsumen). Tulisan
dan media sosial kini telah menjadi salah satu mata rantai perputaran bisnis
dunia modern. Kalau dua hal itu terganggu, perputaran omset bisnis akan
terhambat.
Bisa menyambung silaturrahmi yang sudah lama renggang. Mempertemukan
kawan dan sahabat lama yang rindu ingin bertemu. Mendekatkan jodoh yang terpisah
oleh jarak dan tempat. Singkatnya mempertemukan dua pihak yang saling
membutuhkanan. Satu sisi pandemi covid 19 telah menjadi tembok penghalang
bertemunya jutaan orang didunia.
Sepotong kabar di media sosial menjadi pengingat kegiatan dan aktivitas sahabat ditempat yang berbeda. Itu akan bisa
menjadi dokumen sejarah hidup yang sangat berharga, bisa dikenang belasan sampai
puluhan tahun kedepan.
Menyulap tempat-tempat terpencil nan jauh tapi menyuguhkan alam yang indah menjadi termashur sampai se antero bumi. Orang
ramai-ramai datang berkunjung kesana hanya untuk berfoto selfie, bermalam lalu
membagikan kisah-kisah mereka kepada sahabat dan kepada dunia. Hal-hal baik itu
bisa terjadi karena bersatunya kekuatan tulisan dan media sosial.
Untuk mengetahui sejauhmana kekuatan sebuah tulisan dan media sosial, menurut saya ya
harus di alami dan rasakan bukan sekedar mendengar cerita orang. Ibarat makanan
atau obat, ia harus dicoba raskasan. Apakah nanti merasa enak, ketagihan atau
malah tidak merasakan nikmatnya sama sekali.
Apakah anda masih ragu kekuatan
tulisan dan media sosial? Apakah anda masih menganggap media sosial sebagai
tempat main-main, bermalas -malasan dan dilakukan oleh orang-orang yang tidak
ada kerjaaan? Kalau orang posting foto dan status dianggap lebay dan narsis?
Kalau ya, maka mindset kita perlu diperbaiki dan direvisi.
Maka saatnya mulai fokus pada manfaat baik tulisan dan media sosial bukan dampak buruk bawaannya.
Itu lah pentingnya berpikir kritis (critikal thingking). Kalau mindset dan
keterampilan ditingkatkan untuk memanfaatkan dua hal itu, maka sudah pasti
hal-hal baik dan bermanfaat akan merapat kepada kita.
Pada bulan ramadhan (sahru ramadhan) ini pun kita bisa menulis, mencatat, merekam, membagi dan
memaksimalkan hal-hal baik, positif dan bermanfaat bagi sahabat (follower)
dimedia sosial. Dengan satu niat, motivasi dan harapan agar berbuah manfaat bagi
diri sendiri dan orang lain.
Setiap orang punya pengalaman, kenangan, perasaan,
ide, gagasan dan inspirasi yang ia alami dan rasakan dibandingkan dengan
bulan-bulan Ramadhan sebelumnya. Bisa jadi itu sangat personal, menyentuh dan
mengubah bagi diri sendiri. Kalau itu dibagi kepada orang lain bisa menjadi
pelajaran dan kenangan tersendiri.
Ayo, apa hal yang beda yang Anda rasakan dan
alami Ramadhan tahun ini? Sambil menunggu pengalaman Anda, saya pribadi
mengucapkan selamat, sehat dan nikmat menjalankan ibadah puasa bagi
sehabat-sahabat pembaca dimana pun berada.[]
Komentar
Posting Komentar