Saya menggunakan baju batik ketika menjelaskan "Menulis Bebas" |
Pada kesempatan itu saya ‘dipaksa membocorkan’ isi buku yang sedang saya tulis. Jadi pertemuan itu adalah pertemuan langka, dimana ada seorang penulis yang dipaksa membocorkan isi bukunya. Apakah tidak langka itu namanya he..he..? Dan isinya juga tidak jauh-jauh tentang menulis. Calon buku saya yang ketiga ini saya beri judul, “Sukses Menulis Tanpa Henti –Kiat Praktis Belajar Menulis Bagi Pemula”. Buku ini saya tulis berdasarkan pengalaman saya menulis selama ini. Baik menulis berita, artikel atau buku. Saya berharap buku ini nantinya menambah koleksi dan referensi pembaca yang membutuhkan kiat-kiat praktis dalam menulis. Do’akan ya pembaca biar cepat klar.
Intinya, ada 5 poin yang saya sampaikan bila kita ingin menulis itu lancar dan mengasyikan. Pertama, Pikiran. Ketika mulai menulis, pikiran harus liar dan merdeka. Liar – kondisikan pikiran terus mencari dan tidak cepat berhenti untuk mencari jawaban. Merdeka –letakkan pikiran kita dalam kondisi bebas, tidak terpenjara dan tidak menulis berdasarkan aturan-aturan bahasa yang bisa mengikat.
Kedua, Menulislah gaya personal. Gaya personal yang dimaksud, masukkan kata aku atau saya dalam tulisan kita. Dan untuk mempermudah menulis gaya personal, tulislah tema-tema yang berangkat dari pengalaman sehari-hari. Baik pengalaman yang menyenangkan, mengharukan, menjengkelkan atau pengalaman lucu, kocak dan penuh dengan humor.
Ketiga, Tema. Pilih tema yang dekat dan kita kuasai. Jangan dulu tulis tema yang tidak bisa kita jangkau baik secara imaginasi maupun data. Tulislah tema yang kita pahami bukan atas pemahaman dari orang lain. Nah kemampuan memilih tema ini bukan hanya mempermudah kita menulis tapi juga sangat menentukankan kesuksesan kita dalam menyelesaikan tulisan sampai titik terakhir.
Keempat, Pisah kegiatan menulis dan mengedit. Kenapa dipisah ? Ya karena itu dua aktivitas yang berbeda. Kalau dua aktivitas yang berbeda digabung, bisa rancu dan tidak karuan. Bukankah menulis itu mengeluarkan, menumpahkan dan menghabiskan. Sedangkan mengedit itu menata, mengatur dan menyesuaikan –mana susunan kalimat yang tepat, mana diksi yang kurang jelas dan lain sebagainya. Makanya orang menyebut penulis dan editor.
Kelima, sediakan wadah penampung. Seorang penulis harus memiliki wadah atau tempat menampung semua tulisannya. Ini bukan hanya untuk kepentingan pengarsipan tapi juga supaya mudah diakses dan dibaca oleh pembaca. Pilihan wadahnya sekarang banyak, terserah mau yang cetak atau online. Wadahnya bisa melalui koran, majalah, buku, buletin dll. Online, bisa blog, twitter, facebook dan lain sebagainya. Dan media sosial seperti internet, distribusi dan promosinya sangat mudah. Hanya melalui ketikan tangan dan klikan mouse kamputer.
Demikian, ponter-pointer dari penyampaian saya pada acara Kelas Menulis Bebas Akademi Berbagi Lombok yang berlangsung di Kedai Hotspot dan Cafe, Kakalek, Mataram. Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan tanya jawab dan praktek menulis bebas diblog masing-masing. Hasilnya sudah bisa kita lihat.
Menurut Jely, salah seorang inisiator Akber Lombok – pertemuan itu adalah pertemuan yang ke-3 dari Akber Lombok yang sebelumnya sudah berlangsung di Lombok Timur dan Lombok Tengah. Selain saya, hadir dalam pertemuan tersebut Achmad Jumaily (Lombok Tengah), Ahyar Rosyidi (Mataram), Turmuzi (Mataram), Fathul Rahman (Mataram), Mahsus Khair (KSB), M.Saleh (Lombok Timur) dan Muhammad Baehaqi (Lombok Tengah). Saya berharap pada Akber berikutnya persiapan dan pesertanya lebih baik.
luar biasa tulisan mengalir
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBACA JUGA HASIL KELAS AKADEMI BERBAGI KEMARIN CARA MENULIS BUKU
BalasHapusterima kasih sudah mengunjungi blog saya
BalasHapussangat meninspirasi,, semoga bisa memotivasi setiap orang untuk menulis..
BalasHapus