Langsung ke konten utama

Berkolaborasi Dalam Gerakan Literasi

Kesadaran literasi itu lahir dari upaya untuk meningkatkan kemampuan mendengar (listening), membaca (speaking), menulis (writing) dan berbicara (speaking). Lebih dari itu juga, adanya kesadaran untuk terus meningkatkan kapasitas personal (upgrade skill) dan daya kritis untuk menunjang aktivitas kita sehari - sehari. 

Dari sana juga akan lahir kesadaran untuk bertanya pada diri sendiri, apakah keterampilan (skill) serta pengetahuan saya masih bisa dipakai dan diperlukan  orang. Jangan-jangan sudah tidak diperlukan atau tidak dibutuhkan pasar kerja. Mungkin keterampilan saya perlu dimodifikasi atau berkolaborasi dengan keterampilan lain?

Atau jangan-jangan jurusan saya sudah tidak dibutuhkan masyarakat (out of date). Bisa karena kebutuhan dunia kerja yang sudah berubah atau stok tenaga yang banyak dan melimpah. Di sinilah pentingnya literasi, agar kita mengerti akan kebutuhan dan persediaan. 


Kalau kesadaran dan keinginan itu tidak ada, ya hidup terasa hampa, tidak akan menarek, mentok karena kehilangan (tanpa) harapan, arah dan tujuan hidup. Kalau sudah tidak ada harapan, tak ubahnya orang kehilangan kesadaran. Kalau tidak sadar, ya tidak bisa apa-apa. 

Hanya orang yang sadar yang bisa diajak bermimpi, diajak bekerjasama, ditemani untuk bergerak dan dibiayai untuk bekerja serta berkolaborasi bersama. Kini, hanya orang yang mengerti arti penting kolaborasi dan reputasi yang akan bisa mengarungi kelombang persaingan hidup yang makin ketat. 

Literasi dan kolaborasi itu adalah kunci. Kunci membuka dan menemukan makna-makna kebermaknaan hidup, apapun pekerjaan, jabatan, status sosial dan tujuan hidup yang ingin anda raih. Yang senior merangkul yunior, yang besar mambantu yang kecil. Toh akhirnya yang dikenang orang jangka panjang adalah peran dan kontribusi kepada kelompok (jamaah) dimana ia berada. 


Syukur-syukur kalau orang lain diluar juga ikut menikmati dan bisa memetik pelajaran dari peran dan kontribusi yang dimainkan semasa hidup. Ah...hidup terasa indah sekali. Seindah merangkai kata-kata dan mimpi melalui kata-kata. Dan kata-kata lahir dari perspektif dan pergulatan hidup yang kita jalani sehari-hari.

Kita (Anda) bisa memilih, kita memilih merangkai hidup kita sendiri seindah kata-kata, atau biarkan hidup mengalir seperti air yang membawa dedaunan diatas permukaan air. Kapan berjalan dan berhenti terserah air yang membawa.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb