Langsung ke konten utama

Ami & Rahmi : Cinta Pertama dan Terakhir

biografimini,ceritacinta,undanganpernikahan,cendramata,kenangan,menuliskisahsendiri,mengabadadikan
Ami & Rahmi

Perkenalkan saya Zamzami Anwar. Biasa dipanggil Ami. Anak kedua dari lima saudara. Lahir di Bagek Nyaka, 6 Juni 1989. Pendidikan saya mulai TK, SD dan SMP saya selesaikan di Aikmel. Madrasah Aliah (MA) saya tuntaskan di Ponpes Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat pimpinan TGH. Safwan Hakim. Sarjana Hukum Islam (SH.I) saya peroleh di Fakultas Syari’ah Jurusan Mu’amalah di IAIH NW Pancor.

Istri saya Rahmi berasal dari Bagek Rebak, Desa Kembang Kerang. Dia anak pertama dari dua bersaudara. Tamat dari SD memutuskan mondok di Ponpes Hidayatul Islamiah yang sekarang masih dipimpin oleh kakek saya TGH.Abdul Azim. Setelah mondok selama tiga tahun, ia kemudian melanjutkan study ke Akademi Perawatan (Akper) semester tiga.

Pertama kali bertemu dengan istri saya tahun 2007. Saat itu saya pulang kampung setelah ujian akhir MA. Beberapa lama setelah itu saya memberanikan diri untuk mengirim salam kepadanya melalui seorang teman. Salam saya diterima.Sampai akhirnya ia tiba-tiba mengirim surat yang mengungkapkan perasaannya. Ternyata perasaan kita sama.

Bagi saya dia perempuan yang cantik, rajin dan tidak banyak tingkah. Dialah cinta pertama dan terakhir saya. Jadi tidak salah kalau dikatakan sebagai The First in Last Love (Cinta Pertama dan Terakhir).Demikian sekelumit kisah kami. Mohon do’anya semoga langkah kami dalam mengaruhi bahtera rumah tangga dimudahkan oleh Sang Maha Pencipta.**


*Tulisan ini telah menjadi cerita pengantar pada undangan resepsi pernikahan Ami & Rahmi yang kini tinggal di Desa Bagek Nyaka Santri, Kec.Aikmel, Lotim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb