Langsung ke konten utama

Untung Berlipat Berbisnis dengan Allah

sedekah,bisnis, allah,untung berlipat,
http://pesantren-alihsan.org

Banyak orang yang tahu cara berbisnis dengan Allah. Dari yang banyak itu tidak semua yang tergerak melakukannya. Pada hal berbisnis dengan Allah untungnya berlipat ganda dari modal yang dikeluarkan. Walau itu sering disebut dalam kitab suci. Sering diulas dalam khutbah dan diurai para pendakwah, tidak banyak orang yang mempraktekkannya langsung.

Suatu sore, teman saya Jamil mengajak saya prospek ketemannya yang tinggal di Desa Omba, Lombok Barat. Sampai disana, kami duduk bertiga diberugak yang terletak disamping rumahnya. Tak lama ngobrol, kami disuguhkan kopi hitam dan pisang hijau oleh ibunya. Teman itu bekerja disebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak pada energi terbarukan yang disebut gerakan hijau di Lombok.

Setelah sekian lama ngobrol, terungkaplah cerita bahwa teman itu telah menyumbangkan uangnya sebesar 6 juta untuk sedekah. Uang itu berasal dari hasil penjualan motor yang biasa ia dipakai kerja. Itu sama artinya ia telah menyumbang langsung satu buah motor. Bagi orang kebanyakan, uang 6 juta tentu nilainya tidak kecil.

Apa yang terjadi. Tiga bulan setelah itu, modal yang dikeluarkan teman itu dibalas langsung oleh Allah dengan keuntungan berlipat-lipat. Ia mendapatkan dua proyek sekaligus dengan nilai masing-masing 36 juta. Berhubung proyek itu keluar diakhir tahun anggaran, gaji teman itu langsung dibayar dimuka oleh pemberi proyek tanpa menunggu pekerjaan selesai.

Teman itu menyumbang ketika mengikuti pengajian umum yang diisi oleh Ust.Yusuf Mansyur di Masjid At-Taqwa Mataram beberapa waktu lalu. Ustaz kondang yang sering nongol ditv itu datang ke Lombok dalam rangka penggalangan dana untuk pembangunan sebuah masjid di Desa Darek, Loteng, dana pembangunan Islamic Centre (IC) Mataram dan Rumah Tahfiz yang dibangun Ust.Yusuf Mansyur.

“Sejak itu kami biasa menyumbang 10 persen nilai proyek walau dananya belum cair. Tak apa kita ngutang dulu” katanya.

“Selain itu sedekah itu bisa membuat hati dan pikiran tenang” tambahnya.

Menurut teman yang ikut menjadi panitia kedatangan Ust.Yusuf Mansyur tersebut, hari itu terkumpul dana sampai 1 milyar lebih. Dana itu lalu dibagi untuk masjid Darek, IC dan rumah tahfiz. Bayangkan, bagaimana tidak bisa terkumpul sekian, jamaah yang hadir bukan saja menyumbangkan langsung uang secara tunai tapi ada juga menyumbangkan cincin, kalung emas yang dpakai. Ada juga yang menyumbang tanah seluas satu hektar.

Dari cerita diatas, saya semakin yakin akan dahsyatnya sedekah. Sedekah itu tidak ubahnya orang bertransaksi bisnis dengan Allah. Dalam Al-Qur’an sudah jelas ditegaskan bahwa berbisnis dengan Allah bukan hanya bisa membersihkan harta dari sumber yang subhat tapi juga untungnya berlipat ganda. Pengalaman yang sama beberapa kali saya alami.

Bagi saya pengalaman itu kembali membuktikan kemampuan Yusuf Mansyur menyentuh, mengugah dan menggerakkan ummat untuk bersedekah. Ia bukan hanya pandai menyitir ayat atau hadist akan kelebihan sedekah tapi ia telah terbukti bisa menggerakkan umat untuk bersedekah tanpa berpikir lama-lama. Kalau berpikir lama, biasanya pertimbangannya banyak dan ujung-ujungnya tidak jadi.

Bukankah banyak ustaz, ulama atau tuan guru yang sering menganjurkan ummat untuk bersedekah lengkap dengan balasan dan dalilnya. Tapi mengapa, ummat yang mendegar tidak tergerak melakukannya. Ini tentu perlu dicermati penyebabnya. Hal ini beda dengan Yusuf Mansyur, ia bukan hanya getol mendorong ummat tapi juga langsung melakukan. Bagi saya, Ust. Yusuf Mansyur pantas disebut sebagai bapak sedekah Indonesia.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb