Pasangan penganten yang saya buatkan cerita cinta mereka. |
Kalau saja kisah hidup diabadikan sejak awal dalam bentuk tulisan atau cerita, maka akan bisa dibaca oleh sekian banyak orang. Dengan demikian, orang bukan hanya sekedar tahu, kenal tapi juga akan memahami siapa dan bagaimana kiprah kita secara lebih luas. Termasuk apa yang ingin kita raih dalam hidup ini.
Pada hal semua orang itu punya cerita hidup yang unik dan berbeda. Keunikan hidup bukan hanya milik orang besar, terkenal, kaya, pejabat atau pahlawan tapi milik semua orang. Entah rakyat biasa atau penguasa, maka semua orang layak ditulis. Untuk itu inspirasi hidup, nilai dan perjuangan hidup bisa dipetik dari siapa saja. Bukan hanya dari mereka yang terkenal dan beruang. Maka sebelum orang menulis cerita hidup kita, kitalah yang mesti mulai menulisnya.
Momen-momen spesial yang tepat untuk meluncurkan cerita hidup itu seperti acara aqikah, sunatan, pesta perkawinan atau hari ulang tahun (hultah). Itu bisa dipakai karena momen itu bisa mengumpulkan banyak orang. Mulai dari teman, sahabat, kenalan, keluarga, mitra bisnis, teman sekolah dan teman organisasi. Pada momen-momen itu lah saat yang tepat untuk memperkenalkan siapa anda dan kita secara lebih dalam.
Kalau menceritakan diri melalui pidato biasanya orang cepat jenuh, bosan dan ngantuk mendengarnya. Apa lagi kalau tidak ada bonusnya berupa humor-humor segar. Tapi kalau bentuk tulisan, orang akan penasaran dan ingin membacanya sampai tuntas. Di dalamnya bisa disisipi cerita-cerita unik dan lucu. Ini lah yang saya maksud dengan biografi mini (biomin) atau profile hidup.
Untuk mengabadikan cerita hidup dalam bentuk tulisan kita tidak membutuhkan modal dana yang besar. Hanya butuh keinginan dan sedikit kreativitas untuk mengemas. Kalau mau yang eksklusif juga tidak masalah karena itu menyangkut kredibilitas dan eksistensi diri.
Hal seperti itu saya coba lakukan ketika acara aqikah anak saya Nahdlatul Ula. Saya mendesain undangannya bukan hanya mencantum waktu, tanggal dan tempat acara sebagaimana lazimnya undangan. Namun saya juga menuliskan profile anak saya secara singkat. Dengan begitu tamu undangan dan keluarga yang hadir mengenal lebih jauh tentang anak saya.
Sejak itu banyak teman-teman mengapresiasi dan membicarakan undangan itu setelah melihat undangan anak saya. Beberapa teman kemudian tertarek dibuatkan seperti itu. Zamzami, ketika itu calon penganten minta dibuatkan kisah perjalanan cintanya sebelum memutuskan menikah. Kisah cintanya itu dia masukkan dalam undangan resepsi pernikahannya. Saya memberikan judul kiasah mereka, "Ami & Rahmi : The First In Last Love". Dengan begitu, semua tamu yang mendapatkan undangan baik yang bisa hadir atau tidak membaca cerita tentang mereka. Dampaknya, mereka makin kenal kepada kedua mempelai.
Isnaini mengenakan baju kuning pakai topi menjadikan cerita anaknya sebagai cendra mata untuk tamu undangan yang hadir di acara khitanan anaknya. |
Bukankah setiap orang yang lahir dimuka bumi ini memegang skenario hidupnya sendiri. Jalan cerita hidupnya terangkai sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia. Dari sekian milyar umat manusia yang hidup dibumi ini, hanya beberapa saja yang menulis atau dituliskan skenario hidupnya. Pada hal dari cerita hidup seseorang kita bisa memetik inspirasi, ibrah dan refleksi yang berharga.
Dalam tradisi kita orang Islam, prosesi pemberian nama, akikah, khitanan bukan semata acara makan-makan tapi sunnah Nabi. Itu lalu menjadi tradisi perekat antar keluarga. Mendekatkan dan merapatkan keluarga yang tinggal berjauhan. Peristiwa itu terjadi hanya sekali seumur hidup. Karenanya perlu dibaca, diketahui dan dihadari oleh segenap keluarga, sahabat, handai tolan atau siapa pun yang berkenan hadir.
Cara itu juga penting karena selain kita mengabadian kisah hidup namun mengabadikan momen-momen sangat berharga yang terjadi hanya sekali seumur hidup. Inilah cara sederhana, kreatif, unik dan murah mengabadikan pengalaman serta cerita hidup kita. Ayo mari tulis pengalaman hidup anda sebelum anda ditulis. Dan pilihannya, menulis diri sendiri atau tidak pernah ada orang yang menulis kita. Kalau tidak ada, maka siap-siaplah ditelan oleh sejarah dan waktu.**
Komentar
Posting Komentar