Langsung ke konten utama

“Wow Eh Yim Mahnum”

ceritaanak,cendaramata,khitanan,momenspesial,hidup,mengabadikan
www.mymagnum.co.id

Lazimnya orang tua, setiap hari pasti memperhatikan tumbuh kembang anaknya. Kami juga mengalami hal yang sama. Banyak tingkah, prilaku dan ucapannya yang lucu membuat kami senyum dan tertawa melihatnya. Setiap hari tingkah dan polahnya berubah. Tanpa sengaja, itu sering menjadi hiburan gratis bagi kami. Itu menjadi pengusir penat, stres dan lelah setelah menjalani aktivitas sehari-hari.

Ketika pertama kali belajar jalan misalnya, Fata sangat takut menginjak tanah. Tapi setelah dirayu-rayu, dia bukannya jalan pelan tapi malah lari. Setelah peristiwa itu, rasa takut dalam dirinya seolah hilang. Dan sejak bisa berjalan, dia sangat suka diajak jalan-jalan. Diperjalanan dia suka bertanya, segala hal ditanya. Kadang capek juga meladeni pertanyaannya.

Kalau kita janji harus ditepati, kalau tidak dia pasti nanti akan protes. Kami harap ini pertanda dia akan menjadi anak yang kritis, rasa ingin tahu tinggi dan tidak suka berbohong.

Kalau lama meninggalkan rumah, dia suka telpon. Kalau menelpon, pasti minta dibawakan pulang jajan atau es krim kesukaannya.

“Bapak, bawain Fata eh yim mahnum ya” pintanya sering kali.

Kalau sudah sampai dirumah dan apa yang diminta terpenuhi. Dia pasti terlihat gembira.

“Wow eh yim mahnum” ujarnya.

Pada hal sebelumnya dia tidak suka coklat, sempat dikiranya tahi ayam.

“Eek mama” cetusnya.

Fata juga sangat suka diajak shalat berjamaah. Dia malah yang sering mengingatkan untuk sholat bareng.

“Ayo colat bapak, biar Fata dapat amin” katanya.

Ketika sholat, Aaaaamin.....itulah yang ditunggu-tunggu. Kalau tidak dapat, dia akan protes.

“Fata tidak dapat bilang amin tadi bapak”ujar mengadu.

Selain itu Fata juga sangat suka difoto atau memotret orang. Kebetulan dirumah ada kamera digital kecil yang biasa dipakai. Dia juga suka memperhatikan sandal yang kita pakai. Tidak suka melihat sampah berserakan.

“Kotor papuk” katanya.

Dia memanggil kakek dan neneknya berbeda-beda. Kakek Bagek Nyakanya dipanggil Mbah Haji, Neneknya dipanggil Mbah Fata. Kalau orang tua dari pihak bapak dipanggil Papuk Dasan Montong dan Papuk Gapuk. Kebiasaan memanggil nama kakek-neneknya yang berbeda-beda itu tidak diajarkan tapi bisa dikatakan kreativis atau kreasinya sendiri.

Itu sekelumit cerita tentang Fata, semoga dapat memberikan gambaran siapa dan bagaimana dia. Dari cerita ini, pembaca akan tahu setidaknya asal usul nama, kebiasaan, prilaku, makanan dan kesukaan Fata kecil. Kelak setelah besar dia pasti akan membawa dan merangkai ceritanya sendiri.

Dan kami sekeluarga mengucapkan terima kasih atas kemurahan hati dan kesediaan bapak ibu,saudara, sahabat menyempatkan diri menghadiri acara khitanan anak kami secara sederhana ini. Semoga jalinan silaturrahmi kita terus terjaga selamanya.



*Tulisan ini dirangkai berdasarkan cerita Bapak Isnaini, seorang ayah muda yang berprofesi sebagai guru di Lombok Timur. Cerita ini diterbitkan sebagai cendra mata bagi tamu undangan yang hadir dalam acara khitanan anaknya. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejadian Mestakung Yang Saya Alami

Taman Bunga, Sembalun, Lombok Timur Bagi sebagian orang, apa yang saya alami ini mungkin hal biasa. Lumrah terjadi, sering kita alami dan pernah dialami oleh banyak orang. Saking biasanya, kita tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Kita menganggapnya itu kebetulan. Sedang beruntung saja. Pada hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah bagaimana Mestakung bekerja. Belakangan saya baru sadar, ternyata banyak kejadian dalam hidup kita bagian dari Mestakung. Beberapa waktu yang lalu saya jatuh sakit sekitar dua bulan lebih. Badan saya lemas, was-was dan tidak konsentrasi. Setelah itu tiba-tiba badan, pinggang, lutut dan pergelangan tangan ikut-ikutan sakit. Sampai ngilu-ngilu. Selera makan jadi tiba-tiba hilang. Beberapa obat tradisional sudah saya coba tapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan. Saya pun memutuskan untuk berobat disebuah rumah sakit swasta di Mataram. Siangnya saya minta kepada adek ipar yang bekerja dirumah sakit tersebut untuk mendaftarkan kedokter bagian da

Buah Bile

Penulis bersama seorang teman dengan latar buah bile dihalaman Hotel Mina Tanjung, Lombok Utara. SUDAH lama tidak melihat pohon bile yang berbuah lebat dan besar. Sekarang pohonnya mulai langka, apa lagi yang berbuah besar seperti ini. Bersyukur bisa melihat lagi pohon ini di Mina Tanjung Hotel, KLU. Buah (buaq, Sasak) pohon ini sering kita pakai bermain dulu waktu kecil dikebun dan disawah. Kadang kita tendang-tendang seperti bola. Pohonnya sering kita pakai membuat gasing. Kalau musim gasing, kita sering keliling sawah dan kebun untuk mencari pohon bile yang ukurannya pas untuk membuat gasing. Kita sampai nekad mencuri pohon milik orang yang tumbuh jadi pagar sawah atau kebun orang demi mendapatkan bahan untuk membuat gasing yang bagus. Pohon atau rantingnya bagus jadi bahan membuat gasing karena seratnya bagus dan tidak ada 'hati' seperti pohon yang lain. Di kampung saya Lombok Timur belum pernah saya lihat atau dengar orang memakan buah bile. Tapi didaerah lain di Lomb

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

Pelemeng dan Poteng, pasangan serasi untuk disantap bersamaan dikala silaturrahmi hari Lebaran SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng. Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.   Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya ti