Langsung ke konten utama

Postingan

Penceramah dan Pedagang Obat

Ibu-ibu pengajian Majelis Taklim Hidatuddarain, Dasan Geres, Gerung, Lobar setiap hari minggu MENDENGAR ceramah itu kadang tak ubahnya mendengar 'pedagang obat'. Obat ini bagus, menyehatkan yang lain tidak bagus. Pada hal ia tidak pernah mencoba dan merasakan khasiatnya. Dia hanya tahu dari keterangan yang tertera dibungkus obat. Beda kalau yang menjual obat itu misalnya orang farmasi.     Demikian juga dengan seorang penceramah. Dia sering mengatakan kalau mau selamat, ini jalannya. Kalau tidak, itu jalannya. Ingin meraih surga, ini rutenya. Neraka itu juru sannya. Dosa, pahala ini merek dan bungkusnya. Kadang ada yang bercerita surga-neraka ini itu -pada hal ia sendiri belum pernah berkunjung kesana. Disini saya bukan dalam kapasitas meragukan surga-neraka. Kalau itu sudah final. Akibatnya, apa yang diceritakan atau tawarkan tidak membekas dihati pendengarnya. Apa yang disampaikan masuk telinga kanan, keluar telinga kiri pendengar. Ini lah salah satu yang menyebabka

Memelihara Ketakutan

http://penjasorkes-zone.blogspot.com SAYA baru sadar ternyata kita sering takut mencoba sesuatu yang baru. Ketakutan itu menyebabkan kita tidak pernah berani mencoba dan belajar hal-hal baru. Inilah yang menyebabkan kita lamban dan terlalu berhati-hati dalam mengambil keputusan. Kita sering kali menciptakan ketakutan sendiri dalam pikiran kita. Akhirnya bukan keputusan yang kita raih tapi putus asa. Sadar atau tidak sadar ternyata terlalu banyak ketakutan yang ada dalam diri kita. Entah ketakutan yang datang dari dalam atau atas pengaruh dari luar. Setiap orang memang punya ketakutannya berbeda-beda.Tidak hanya satu ketakutan tapi lebih dari itu. Ada orang takut miskin, takut tua-keriput, takut kalah, takut non job, takut gagal dan lain-lain. Kalau ditulis bisa berlembar-lembar. Kita maphum, perasaan takut sesuatu yang manusiawi dan lumrah yang ada pada setiap orang. Tapi kalau ketakutan-ketakutan itu tidak memiliki dasar yang jelas dan logis, tentu akan menjadi masalah. Lama-lam

Bonus (asuransi) Pertama, Ibarat Cinta Pertama (2)

ilustrasi by northstartravelmedia.com Satu minggu kemudian honor saya dikirim via rekening. Saat itu honor satu opini Rp.125.000. Walau nilainya tidak besar, girangnya bukan main. Saya ingat, biaya mentraktir teman-teman makan soto itu melebihi honor yang saya terima dari Bali Post. Itu artinya, saya nombok. Hal itu masih sering saya ceritakan kepada teman-teman khususnya ketika memberikan pelatihan menulis yang pesertanya butuh motivasi untuk menulis. Kepada adek-adek siswa dan mahasiswa, cerita itu sering saya bagi-bagi. Bukan besarnya yang patut dibanggakan tapi kisahnya dan untuk apa honor itu dipergunakan. Sama halnya ketika orang sering menceritakan cinta pertama atau pacar pertamanya. Setiap orang pasti memiliki cerita dan pengalaman yang berbeda-beda akan cinta atau pacar pertamanya. Ada yang berakhir romantis, tidak sedikit yang berujung tragis. Dalam urusan ini saya tentu berharap akan mendapatkan pengalaman dan pendapatan yang sangat romantis. Do’akan ya sobat. P

Bonus (asuransi) Pertama, Ibarat Cinta Pertama (1)

http://www.mrsjanuary.com/ Dua minggu lalu apa yang saya tunggu akhirnya cair. Bonus saya mengajak orang untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk membeli asuransi jiwa akhirnya datang. Nilainya lumayan, lebih dari cukup untuk membayar premi tiga bulan kedepan. Dengan bonus itu, saya tidak perlu lagi mengalokasikan dana khusus untuk membayar premi. Dia (asuransi) sudah bisa membayar dirinya sendiri. Ibarat membeli ayam – tidak lama diasuh, ayam tersebut sudah melahirkan ayam. Anak ayam itu dijual, modal membeli induknya langsung balek kandang. “Eh salah, maksud saya balek kantong”. Saya mendapatkan bonus itu bukan dengan cara memaksa atau memberi janji-janji palsu. Saya berusaha memberikan informasi yang benar dan perlu nasabah dengar. Kalau mereka sadar untuk menabung, menginvestasikan dan memproteksi diri menggunakan pendapatannya-tentu mereka tidak perlu berpikir lama-lama untuk membeli. Prinsip asuransi yang benar itu menawarkan manfaat kepada nasabahnya. Bukan mengelabuhi da

Gatra Wawancara, Tempo Minta Pendapat

nortbird.wordpress.com Awal dan pertengahan ramadhan ini saya kedatangan dua orang wartawan ibu kota. Yang pertama berasal dari majalah mingguan Gatra . Namanya Pak Taufik Alwie. Dari segi usia saya menebak-nebak, dia wartawan yang cukup senior di Gatra. Sepertinya dia sudah banyak mengenyam asam garam menjadi wartawan. Sebelum bertemu, dia minta waktu untuk wawancara terkait sering munculnya konflik-konflik keyakinan keagamaan di NTB. Mulai dari kasus yang menimpa Jamaah Ahmadiyah, Jamaah Salafi dan Jamaah Syi’ah di Lombok. Itu dia masalah lain yang terjadi di Lombok yang sering masuk media dan sering ditanyakan oleh orang luar. Setelah bertemu, ya saya ceritakan apa yang saya ketahui, pantau dan analisa selama ini terutama konflik-konflik yang berlatar keyakinan keagamaan di NTB. Saya tidak tahu, siapa yang merekomendasikan nama saya di Jakarta sehingga dia menghubungi dan menemui saya untuk wawancara. Kedatangan wartawan Gatra ini bersamaan waktunya dengan kunjungan ang

Hanya Orang Kaya Yang Tidak Butuh Asuransi

http://info.yendyinvestasikeuangan.com Saya baru sadar ternyata memiliki asuransi jiwa itu sangat penting. Karena dengan memiliki asuransi jiwa, kita sesungguhnya melakukan beberapa hal sekaligus yaitu menabung, berinvestasi dan menjamin uang kita bila terjadi resiko pada diri kita. Ibarat kata, membeli polis asuransi itu sebenarnya kita sedang ‘satu kerja dua tiga laba”. Menabung–sebagaimana lazimnya menabung sekian lama, maka uang kita akan terkumpul sekian. Dalam asuransi pun demikian, kita akan bisa melihat dan memperkirakan jumlah uang kita akan menjadi sekian setelah sekian lama. Kita bukan hanya bisa melihat jumlahnya tapi juga pertumbuhannya. Inilah yang saya maksud dengan menabung sekaligus berinvestasi. Dalam asuransi, uang yang kita setor selama satu tahun biasanya akan dipecah menjadi dua oleh perusahaan asuransi. 70 persennya dijadikan asuransi jiwa kita, sisanya 30 persen yang diinvestasikan diberbagai perusahaan yang berkembang dengan baik. Keuntungan dari invest

Mengerakkan Jihad Sosial

FGD Lakpesdam NU Kota Mataram untuk Menumbuhkan Kewirausahaan Bagi Remaja Putus Sekolah di Mataram Dalam berbagai kesempatan para ulama, kyai dan tuan guru berkali-kali menjelaskan makna jihad secara benar. Penjelasan ini diperlukan supaya makna jihad bisa dipahami oleh umat Islam secara benar dan proporsional. Apa lagi belakangan ini sering muncul tindakan sekelompok orang yang mengatasnama jihad Islam. Sebagaimana kita ketahui, kata jihad berasal dari bahasa Arab, ja-ha-da yang berarti sungguh-sungguh atau usaha keras. Dari kata itu kita mengenal tiga kata yang saling berkaitan –jihad, mujahadah dan ijtihad. Jihad sering salah diartikan bersungguh-sungguh dengan otot sehingga identik dengan perang fisik. Dan orang yang berjihad disebut mujahid. Mujahadah diartikan bersungguh-sungguh dengan hati. Mujahadah sering dipakai oleh kalangan sufi ketika bermunajat kepada Allah SWT. Istilah lainnya Salik –sang penempuh jalan. Lalu ijtihad dimaknai sebagai upaya bersungguh-sungguh dengan a

Semangat Keagamaan di Antara Radikalisme

Jamaah Nahdlatul Ulama (NU) Kota Mataram mendengarkan sebuah pengajian di Ponpes Al-Falah, Pagutan, Kota Mataram Banyak pengamat sosial melihat munculnya gairah keagamaan ditengah masyarakat Indonesia belakangan ini. Gairah keagamaan itu bukan hanya terjadi dikalangan orang tua saja namun terjadi juga dikalangan anak muda Islam. Kajian, diskusi dan seminar tentang ke-Islaman ramai di datangi. Di forum-forum tersebut semangat keagamaan mereka ‘disuntik’ oleh para pembicara yang berasal dari berbagai disiplin keilmuan. Buku dan film yang mengulas pemikiran dan kisah tokoh-tokoh Islam terus diproduksi. Buku dan film tersebut bukan hanya diminati oleh masyarakat umum tapi juga banyak dicari oleh kalangan muda khususnya mahasiswa dan pelajar. Wajar kalau buku dan film tersebut mendapatkan royalty yang menggiurkan secara ekonomi. Disamping itu kini mulai semakin banyak masyarakat yang sadar untuk menggunakan busana muslim. Busana muslim bahkan telah bergeser menjadi fashion tersendir

Uang Kaget dari Asuransi

http://blogdetik.com Kalau pada postingan sebelumnya, saya menulis “Honor Kejutan dari Suara NTB” , kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman seorang teman mendapatkan ‘uang kaget’ dari sebuah perusahaan asuransi. Pengalaman mendapatkan ‘uang kaget’ itu ia alami ketika sang ayah meninggal dunia beberapa waktu lalu. Kira-kira dua atau tiga minggu setelah bapaknya meninggal dunia, teman itu datang kerumah. Ia mampir kerumah setelah meyelesaikan sebuah urusan di Mataram. Di rumah ia menceritakan beberapa hal yang dia alami setelah bapaknya yang seorang tuan guru itu menghadap sang ilahi. Banyak hal yang ia ceritakan, mulai dari tanggung jawabnya dalam memimpin pondok pesantren termasuk antusiasme masyarakat dalam membantunya membangun pondok setelah bapaknya tiada. Namun yang ingin saya ceritakan disini, ketika ia didatangi oleh orang-orang asuransi. “Saya tak menyangka didatangi oleh orang asuransi kak Ucup. Dia juga membawa barang layaknya orang ngelayat”katanya be

Honor Kejuatan SUARA NTB

Bukan kali ini saja saya mendapatkan honor menulis dari koran SUARA NTB . Sudah sering. Kurang lebih sudah 14 kali selama dua tahun. Walau nilainya tidak begitu besar tapi honor kali ini agak supraze. Datang secara tiba-tiba. Tak dipikirkan dan tidak disangka-sangka. Masuk dalam kategori, ma khaisu la yahtasif. Dan letak nilainya bukan dibesar kecil angkanya tapi dikejutannya. Ceritanya begini. Kamis siang itu saya mampir ke ATM BNI Cabang Mataram. Saya bermaksud ingin mengambil uang untuk membayar premi asuransi yang biasa saya bayar 3 bulan sekali. Ketika mengecek saldo direkening, saya heran kok ada tambahan uang masuk dalam rekening tersebut. Saya penasaran, siapa kira-kira yang mengirim? Jangan-jangan ada orang salah transper sehingga saldo saya bertambah sekian ratus ribu? Biasanya kalau yang tranper pasti ada pemberitahuan. Sekian menit berpikir, belum ketemu juga jawabannya. Saya lalu memutuskan untuk mengambil uang tunai sesuai yang saya butuh. Salah satu edisi Harian