Langsung ke konten utama

Postingan

Meminta Kantor yang Nyaman dengan Pikiran

Suka senyum-senyum sendiri kalau apa yang saya pikirkan dan ingin kan itu terjadi atau terwujud secara nyata. Maka salah satu hoby saya belakangan ini adalah mengamati dan mencermati proses terjadi atau terwujudnya pikiran atau keinginan yang saya program dalam pikiran. Sejak satu setengah bulan lalu misalnya, saya bersama teman-teman ingin punya kantor, sekretariat atau tempat untuk merancang program yang mudah dijangkau oleh teman-teman. Kalau bisa lokasinya diseputaran Labuapi, Lombok Barat. Labuapi menurut saya adalah lokasi paling tengah. Jadi temen-teman yang dari Gunung Sari, Batulayar, Narmada tidak terlalu jauh kalau datang. Begitu juga teman-teman yang dari Lembar, Gerung, Kuripan dan Kediri juga mudah menjangkau. Sebagai bentuk ikhtiar, saya dan seorang teman sebenarnya sudah mencari. Dua lokasi sudah kami kunjungi dan periksa tapi belum berhasil.  Maka dalam satu silaturrahmi keinginan dan cerita itu saya sampaikan kepada tuan rumah yang kami kunjungi. Tanpa kam

Memesan Kursi Pelatihan di Hotel Bintang 5 dengan Kekuatan Pikiran

Awal bulan Juli 2022 lalu saya hampir tidak ada kesibukan yang menyita waktu banyak. Hal itu saya pergunakan untuk mempelajari dan mendalami berbagai hal yang menjadi interest saya belakangan ini, baik dengan membaca buku-buku, mengikuti acara zoom, menonton atau membuat video YouTube. Saya lalu kepikir, "Wah sudah lama ini saya tidak ada undangan kegiatan atau acara. Pingin rasanya dapat undangan kegiatan atau pelatihan terkait peningkatan kapasitas digital" gumam saya di suatu tempat. Tentu saja kegiatan, pelatihan atau acara yang saya inginkan itu sifatnya ofline, bukan online. Setelah itu, pikiran tentang itu saya lepas dan tidak inget lagi. Pertengahan 2022 itu, penyebaran covid di Indonesia sudah mulai menurun. Kira-kira seminggu atau dua minggu setelah itu, istri saya mendapatkan undangan untuk mengikuti pelatihan dari  Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Deprindag) Lombok Barat. Setelah menyatakan kesediaan untuk ikut, namanya lalu dikirim kepada panitia

Mengobati Penyakit dengan Merubah Pikiran

Seorang ibu datang berobat ke salah seorang tenaga medis. Oleh tenaga medis yang ia temui dan memeriksanya tersebut mengatakan, ia mengidap penyakit diabetes. Kita sebut saja tenaga medis pertama.  Karena yang mengatakan seorang tenaga medis, ibu itu percaya dan yakin bahwa ia memang mengidap penyakit diabetes. Setelah itu ia dituliskan resep obat yang bisa dibeli di apotik, setelah itu obatnya diminum. Diabetes, jenis penyakit yang cukup banyak diderita oleh masyarakat saat ini. Penyakit ini terjadi karena tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah. Ini disebabkan terlalu banyak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula (manis-manis). Ia juga sering disebut penyakit gula atau kencing manis.  Diabetes ini juga tergolong penyakit kronis dan tidak mudah disembuhkan. Ahli kesehatan membagi penyakit ini menjadi dua kategori ; diabetes kering dan diabetes basah. Diabetes kering kalau mengalami luka bisa cepat sembuh. Kalau diabetes basah, itu agak sulit sembuh. Luka

Mengetahui Cara Berpikir Lawan Bicara

Mengetahui cara atau model berpikir orang lain menurut saya sangat penting. Lebih-lebih kepada teman atau lawan bicara kita. Dengan mengetahui cara berpikir lawan bicara diharapkan pembicaraan akan jadi nyambung dan komunikatif. Kalau tidak paham, baru berbicara sedikit sudah saling berlawanan. Kalau kedua belah pihak kukuh dengan pandangan dan cara berpikirnya sendiri, tentu tidak mudah mencari titik temu pembicaraan. Bisa-bisa pembicaraan akan berhenti sampai disitu. Maka mengetahui cara atau model berpikir orang lain menurut saya bagian dari kemampuan komunikasi yang perlu kita ketahui dan pelajari. Saya beruntung membaca buku, "How To Be A Brilian Thinker" yang ditulis oleh Paul Sloane, seorang penulis kelahiran Amerika yang sudah menulis 17 buku. Ia juga dikenal sebagai ahli berpikir lateral-pararel, berpikir analitis, solutif dan memenangkan argumen. Paul juga sangat menganjurkan cara berpikir berbeda untuk menemukan berbagai solusi dari masalah yang kita

Memilih Bacaan yang Mengenyangkan

Sekarang saya lebih selektif memilih bacaan dan tontonan. Selektif karena apa yang kita baca, tonton dan dengar akan masuk dalam pikiran kita. Tak jarang apa yang akan kita baca, dengar dan tonton itu akan bertahan lama dalam pikiran kita bahkan bisa mempengaruhi emosi kita.  Apa yang kita baca, dengar dan tonton akan menjadi data (file) di pikiran bawah sadar kita. Sadar atau tidak kita sadari, kalau sudah menjadi data ia akan mempengaruhi emosi, prilaku, kebiasaan (habbit) bahkan keputusan-keputusan yang akan kita ambil dalam hidup kita.  Bacaan, tontonan dan suara - suara yang kita dengar atau masuk itu hanya numpang lewat saja melalui pikiran sadar. Kalau pikiran sadar mengizinkan masuk, maka ia akan masuk lama-lama menjadi data atau dokumen dipikiran bawah sadar.  Nama data atau dokumennya tentu bermacam-macam dan beragam. Ada data tentang makanan-makanan yang kita sukai, tidak kita sukai, bacaan yang kita sukai dan tidak kita sukai, kenangan masa lalu dan macam-macam

Berbagi Elemen Literasi di Batulayar

Saya tidak pernah berpikir sebelumnya, bahwa kegiatan literasi itu bisa menarek saya mendatangi berbagai tempat dan lokasi yang sebelumnya tidak pernah terlintas dipikiran. Mulai dari bicara dihadapan siswa SD, MTs, MA, SMA, mahasiswa, pondok pesantren, guru-guru dan lintas organisasi mahasiswa. Mulai diundang oleh teman-teman mahasiswa di Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara. Berkat literasi juga saya bisa menginjakkan kaki diberbagai daerah dan kota di Indonesia. Tinggal tanah Papua yang belum. Kalau disebut dan perinci satu-satu tentu akan sangat panjang ceritanya. Setiap tempat menyimpan cerita, kisah dan kenangan tersendiri. Datang diberbagai tempat itu bukan hanya bertemu dan berkenalan dengan banyak orang tapi juga melihat, mendengar dan mengalami secara langsung situasi dan ritme kehidupan yang ada dilokasi tersebut. Bahwa hidup bukan hanya apa yang kita lihat dan alami sehari-hari dari lingkungan terdekat. Di luar sana banyak sekali warna dan

Merawat Data dalam Pikiran

Apa yang kita baca, lihat, tonton, dengar dan rasakan (alami) akan menjadi data dalam pikiran. Selama bertahun-tahun segala macam data terkumpul di otak kita. Sadar atau tidak, data itu lah yang membentuk dan menentukan pikiran, cara kita bertindak (action) dan keputusan hidup kita. Data itu juga yang bisa mempercepat dan menghambat perubahan dalam diri. Namun sebagian besar kita tidak menyadari hal itu. Itu karena tidak ada mata pelajaran tentang pikiran disekolah. Tidak ada mata kuliah bagaimana mengelola data dalam pikiran. Mata pelajaran yang diajarkan merupakan hasil berpikir atau data dipikiran orang-orang besar. Kalau data dalam pikiran itu eror, kena virus akibatnya sangat fatal. Tandanya orang akan lupa siapa dirinya, lupa dimana ia tinggal. Lupa nama keluarga dan orang-orang sekitarnya. Itu terjadi karena sebagian data dalam otaknya hilang. Dan sekarang banyak orang yang mengalami hal seperti ini. Padahal usianya baru beranjak 50 tahun. Untuk itu sayangi otak dan pikiran

Jejak Pergerakan NU di Masbagek

Dalam perjalanan pulang ke Aikmel saya mengontak Ust. Herpagus Elbaoky untuk mampir kerumahnya di Masbagek. Herpagus alumni UIN Mataram dan pernah nyantri di Ponpes Al Halimi dibawah asuhan TGH.Munajib Cholidi, Sesela, Gunung Sari. Herpagus ternyata bertetangga dengan sahabat Suswadi Antama – kader PMII dan Ansor yang kini bekerja ditim PKH Depsos RI. Ust.Herpagus sekarang membuka pengajian kitab kuning setiap malam dirumahnya diikuti oleh para pemuda dikampungnya. Terakhir bertemu dengannya pada Kopdar Pengajian Kitab Ihya’ Ulumuddin oleh Kyai Ulil Absar Abdalla dihalaman Kantor PWNU NTB beberapa waktu lalu. Bila ditelusuri dan gali – Masbagek meninggalkan jejak sejarah penting dalam pergerakan Nahdlatul Ulama (NU) di Lombok dan NTB. Dari sana lahir beberapa tokoh, ulama dan tuan guru yang menjadi tulang punggung dakwah Islam di Lombok. Salah seorang pengurus pentinv PBNU saat datang ke Masbegak untuk menemui tokoh tersebut guna memastikan pembentukan pengurus NU Lombok.

Jejak Tokoh NU dari Dasan Geres dan Pringgasela

Di awal pengajian tadi pagi dimadrasah, Prof.Dr.TGH. Masnun Tahir, M.Ag cerita semalam diundang mengisi pengajian Nuzulul Qur'an di Masjid Sulukul Muttaqin, Pringgasela, Lombok Timur. Selesai acara ia lalu berziarah ke makam alm TGH. Muhammad Thoyib.  Di sana ia sempat cerita, esoknya akan mengisi pengajian di Majelis Taklim HIDAYATUDDARAIN, Dasan Geres. Dan ternyata Dasan Geres sama Pringgasela punya hubungan yang erat.  "Kayak ta jab-jab (atur-atur) jadwal niki. Di sana wali, sak niki (yang ini) wali. Subhannallah, besemeton (bersaudara)" katanya. "Kita lanjutkan pengajian para wali ini. Tidak pernah saya tahu sebelumnya hubungan Pringgasela dengan Dasan Geres. Baru kemarin malam saya tahu, walau dulu setelah ngisi pengajian disini sempat ziarah ke makam pendiri ponpes ini" tambahnya. Lalu apa hubungan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang berada di Dasan Geres. Gerung Lombok Barat dengan di Pringgasela, Lombok Timur? Dua desa yang melahirkan banyak tokoh dan akti

The Power of Writing and Social Media

Ide tulisan ini muncul setelah saya posting status dihalaman FB ini. Baru beberapa menit saya posting muncul komen dan saling sapa dari dua orang teman. Salah seorang teman itu menawarkan buku (gratis) dan ajakan bertemu dari dua orang teman itu. Dari sana saya terpikir, betapa tulisan dan status media sosial sangat cepat menarek respon, tanggapan kebaikan dan rezeki bagi penggunanya.  Sepotong tulisan di media sosial bisa memancing, menjadi wasilah (perantara) rezeki bagi banyak orang lain. Menjadi senjata silaturrahmi yang ampuh, meski terpisah waktu dan tempat. Orang-orang biasa jadi viral dan terkenal setelah ditulis dan dibagikan di media sosial. Tulisan dimedia sosial bisa memunculkan inisiatif, ide dan gagasan untuk melakukan sesuatu secara bersama atau berkelompok (kolaborasi) oleh pembacanya. Menjadi inspirasi dan penyemangat untuk melakukan hal-hal baik, berguna dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Sepotong saja bisa begitu, apa lagi yang panjang.  Kekuatan (powe

Belajar dari Viralnya Cerita Layangan Putus : Dari Facebook Jadi Novel dan Film

Ibu Huriana Argi ini bekerja sebagai guru dan pedagang online. Sudah dua kali dia ingin mengikuti pelatihan menulis dimana saya sebagai pembicaranya. Baru Jum'at (25/3) kemarin dia bisa ikut, bertempat di SMP 1 Gerung, Lombok Barat. Ia rela meninggalkan 2 orang anaknya yang masih kecil-kecil hanya untuk mengikuti acara ini. Saya tahu semangatnya meningkatkan kapasitas menulis guna menunjang pekerjaannya sebagai guru dan pedagang online.  Kegiatan kali ini difasilitasi oleh organisasi Lombok Barat Literasi yang dibentuk oleh Hendra Harianto, seorang anggota DPRD Lombok Barat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Selain sebagai anggota dewan, Hendra ini juga masih menjadi ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Lombok Barat. Sehari sebelum acara dia nanya, berapa bayar kalau ikut. Dia siap bayar kalau memang berbayar katanya. Saya bilang, kegiatan itu gratis, sudah ada yang membiayai. Saking semangatnya, selesai saya menyampaikan materi, ibu Huriana ini yang pertama kali mengangkat tang

Berkolaborasi Dalam Gerakan Literasi

Kesadaran literasi itu lahir dari upaya untuk meningkatkan kemampuan mendengar (listening), membaca (speaking), menulis (writing) dan berbicara (speaking). Lebih dari itu juga, adanya kesadaran untuk terus meningkatkan kapasitas personal (upgrade skill) dan daya kritis untuk menunjang aktivitas kita sehari - sehari.  Dari sana juga akan lahir kesadaran untuk bertanya pada diri sendiri, apakah keterampilan (skill) serta pengetahuan saya masih bisa dipakai dan diperlukan  orang. Jangan-jangan sudah tidak diperlukan atau tidak dibutuhkan pasar kerja. Mungkin keterampilan saya perlu dimodifikasi atau berkolaborasi dengan keterampilan lain? Atau jangan-jangan jurusan saya sudah tidak dibutuhkan masyarakat (out of date). Bisa karena kebutuhan dunia kerja yang sudah berubah atau stok tenaga yang banyak dan melimpah. Di sinilah pentingnya literasi, agar kita mengerti akan kebutuhan dan persediaan.  Kalau kesadaran dan keinginan itu tidak ada, ya hidup terasa hampa, tida

Ibu Rara Duta Pariwisata Lombok?

Sepertinya ibu Rara cocok dijadikan 'duta brending' pariwisata Lombok atau bintang iklan MotoGP Mandalika tahun depan Bang Zul Zulkieflimansyah. Soalnya semua orang membicarakannya. Sudah berhari-hari dia saja yang bahas oleh banyak orang termasuk terus muncul diberanda media sosial. Sampai rider pemenang MotoGP Mandalika 2022 ini banyak yang tidak tahu namanya.  Inget Ketut Liyer, seorang dukun kampung dari Bali yang ditemui oleh Elizabeth Gilbert saat mencari ketenangan di Bali pasca cerai dengan suaminya. Sosoknya digambarkan secara khusus dalam novel, "Eat, Pray, Love" karya Elizabeth Gilbert yang kemudian di film kan dengan bintang utama Julia Robert yang memerankan Gilbert.  Sosok Ketut Liyer jadi terkenal karena menggambarkan eksotisme budaya dan tradisi Bali. Wajar kalau ia diberikan scean khusus shooting dirumahnya dalam film yang disutradarai dan mainkan bintang Hollywood itu menelan dana milyaran rupiah. Setelah itu turis ramai datang kerumah Ketut Liyer un

Kombinasi Ikhtiar Darat dan Langit Untuk Mencapai Tujuan

Orang suka kaget, heran dan bertanya-tanya kalau ada orang NU yang sukses bekerja lintas negara, jaringan global antar benua, menguasai banyak bahasa tapi masih pakai sarung, tahlilan, baca surat Yasin 41 kali, baca sholawat 1000 - 4444 kali sehari sebagai senjata untuk memudahkan aktivitasnya sehari-hari.  Seorang kyai muda alumni kampus terkenal diluar negeri bahkan meminta ratusan santrinya untuk membaca Dalailul Khairot setiap hari dilahan yang akan menjadi lokasi pembangunan tiang-tiang listrik PLN yang berada disamping pondoknya. Sang kyai menolak pembangunan tiang listrik PLN itu bukan bermaksud melawan atau tidak taat pada negar, ia tidak ingin wilayah samping pondoknya jadi jalur listrik tegangan tinggi (sutet) yang bisa berdampak pada kesehatan santri. Awalnya PLN menolak dan minta ganti rugi milyaran rupiah untuk pindah lokasi. Tapi akhirnya pembangunan itu dibatalkan tanpa ganti rugi satu rupiah pun.  Sekarang kaget dengan aksi ibu Rara, seorang pawang hujan dari Bali yang

Momen Berharga Selesai Pengajian

Bersama Ust.Qamrullah, MH.I, Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU NTB dan Dekan Fakultas Syariah IAI Qamarul Huda, Bagu, Lombok Tengah. Satu hal yang paling saya suka setelah selesai pengajian setiap Ahad pagi di madrasah HIDAYATUDDARAIN adalah bisa ngobrol santai dengan para tuan guru atau ustazd setelah mengisi pengajian. Setelah semua jamaah pulang, tinggal kami 4-6 orang yang membuka 'obrolan baru' sambil menikmati jamuan ala kadarnya. Setelah sekian tahun berlangsung, sekian pengajian berlalu, saya berpikir ini lah kesempatan yang tidak bisa dinikmati oleh banyak orang. Walau hari ahad, hari yang disebut hari libur - banyak orang sibuk bekerja mencari rezeki, pergi ke pantai, tempat wisata dan mall untuk mencari penghiburan dan kesenangan. Kesempatan yang sebentar itu justru saat yang tepat untuk menyerap, mengikat, mengisi diri dengan hal-hal baik dan positif. Kami ngobrol hal-hal biasa, lucu sampai yang serius. Kadang bicara hukum, kisah, pandangan, sikap sang tuan gu

Kisah Persahabatan TGH.Ahmad Asy'ari dengan TGH.Turmuzi Badarudin

H.Ahmad Alwi, BA, menantu TGH.Ahmad Asy'ari saat ngorol akrab  dengan  TGH.L.Turmuzi Badarudi n Tuan Guru Haji Lalu Turmuzi Badarudin, Bagu, Lombok Tengah mengakui kedekatan hubungannya dengan alm Tuan Guru Haji Ahmad Asy'ari, Dasan Geres, Lombok Barat. Mereka layaknya senior-yunior yang tinggal disatu bantal tidur, tempat makan  dan satu kamar tidur pada saat menimba ilmu kepada TGH.Sholeh Hambali, pendiri Ponpes Darul Qur'an, Bengkel. Datok Bagu juga pernah menemani TGH.Ahmad Asy'ari midang (ngapel) ke rumah perempuan yang ditaksir.       Kami berangkat menuju Bagu setelah selesai sholat Ashar, Ahad (21/2) 2021. Menggunakan satu mobil. Kali ini saya datang bersama kedua mertua, H.Ahmad Alwi, BA dan Hj.Mahmudah–putri pertama alm TGH.Ahmad Asy’ari, pendiri Yayasan Pendidikan HIDAYATUDDARAIN. Ikut juga kakak ipar Ahmad Madani bersama istri Astuti Alawiyah dan ponaan Omera, Kaira dan si kecil Mahes. Istri saya, Hayatun Nufus dan dua anak saya - Nahdlatul Ula (Ula) , N